Israel Percepat Persiapan Aneksasi Tepi Barat

Bisnis.com,02 Jun 2020, 04:16 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu (ketiga kanan) bertepuk tangan di belakang Presiden AS Donald Trump (bawah kiri) yang menunjukkan dokumen pengakuan AS atas kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih, Washington, AS, Senin (25/3/2019)./Reuters-Carlos Barria

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz memerintahkan tentara untuk mempercepat persiapan jelang rencana aneksasi wilayah di Tepi Barat yang selama ini diprotes oleh rakyat Palestina.

Kementerian Pertahanan Israel diketahui akan membentuk tim untuk mengoordinasikan gerakan militer di Tepi Barat, yang akan menjadi jantung ibu kota Palestina.

Warga Palestina menyatakan pencaplokan tanah Tepi Barat akan memberikan pukulan bagi impian mereka akan tanah air yang mandiri dan layak. Aneksasi ini juga akan dilakukan terhadap daerah di sekitar Jalur Gaza.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mulai 1 Juli dirinya akan memulai proses pembentukan kedaulatan atas 30 persen tanah Tepi Barat, seperti yang terlihat di bawah rencana perdamaian Timur Tengah milik Presiden Donald Trump.

"Sudah tiba saatnya untuk menerapkan hukum Israel kepada mereka dan menulis bab lain yang mulia dalam sejarah Zionis," kata Netanyahu.

Kepemimpinan Palestina secara konsisten mengecam inisiatif Trump untuk secara efektif mengakhiri kemungkinan solusi berdirinya dua negara.

Aneksasi skala besar dapat memicu protes kekerasan di Tepi Barat. Bulan lalu, Otoritas Palestina mengatakan bahwa mereka tidak lagi terikat dengan perjanjian dengan Israel dan AS yang mencakup kerja sama keamanan yang dikreditkan dengan membantu mengurangi serangan terhadap Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah memerintahkan pembentukan satuan tugas untuk menghadapi rencana aksi terhadap langkah aneksasi Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini