Survei ILO Beberkan Dampak Covid-19 bagi UMKM

Bisnis.com,03 Jun 2020, 22:01 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Pengrajin menyelesaikan pembuatan alas sepatu di Jakarta, Jumat (17/1). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Program mengenai Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahan (SCORE)-International Labour Organization (ILO) Indonesia mencatatkan Covid-19 berdampak signifikan bagi perusahan dan usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM).

Manajer Proyek SCORE-International Labour Organization (ILO) Indonesia, Januar Rustandie menjelaskan survei dilakukan terhadap 571 perusahaan pada April 2020.

“Hasil survei menunjukan kesulitan yang belum pernah dihadapi perusahaan sebelumnya akibat pandemi, yaitu dua dari tiga perusahan yang disurvei menghentikan operasinya baik secara sementara maupun permanen,” ucapnya lewat diskusi daring, Rabu (3/6/2020).

Menurutnya, pendapatan perusahaan menurun drastis. Lebih dari seperempat perusahaan yang disurvei dilaporkan kehilangan lebih dari setengah pendapatan mereka.

Tiga persen dari perusahaan yang disurvei menghentikan usaha mereka secara permanen, dengan perusahaan- perusahaan kecil menanggung beban krisis yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih besar. Pendapatan perusahaan anjlok dan 90 persen melaporkan masalah arus kas.

Sementara itu, sekitar 52 persen perusahaan melihat pendapatan mereka menghilang hingga lebih dari 50 persen. Prioritas utama UMKM dalam bantuan pemerintah adalah berfokus pada akses ke keuangan dan penangguhan pembayaran, seperti tagihan utilitas, premi jaminan sosial dan pajak.

Sementara itu, 63 persen perusahaan yang disurvei telah mengurangi jumlah pekerja dan lebih banyak perusahaan berencana melakukan hal yang sama. Jutaan pekerja Indonesia mengambil cuti atau mengalami pemberhentian kerja sementara.

"Jumlah pekerjaan yang berisiko terus bertambah akibat perusahaan melakukan pengurangan atau menutup kegiatan usaha. Saat ini perusahaan juga melakukan berbagai upaya untuk bertahan," ujarnya.

Dia menjelaskan sekitar sepertiga usaha mencoba untuk bertahan dengan beralih ke usaha daring. Satu dari lima perusahaan melakukan diversifikasi produk guna merespons kebutuhan baru seperti masker dan sanitasi.

Namun, wabah Covid-19 menghambat keberlanjutan usaha mengingat perusahaan menghadapi kekurangan pasokan dan material serta kesulitan dalam mengirimkan produk jadi.  Selain itu, seperempat dari perusahan tidak memiliki jumlah pekerja yang memadai untuk menjalankan operasi usaha mereka akibat adanya pembatasan dalam beraktivitas.

"[Banyak yang] belum siap untuk beroperasi kembali mengingat perekonomian tentunya akan kembali beroperasi, perlindungan pekerja menjadi hal yang mendesak,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini