Seluruh Sektor Positif, IHSG Menguat Ikuti Laju Bursa Asia

Bisnis.com,03 Jun 2020, 15:53 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus melanjutkan tren penguatannya di hari perdagangan keenam berturut-turut.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup menguat 1,93 persen atau 93,50 poin ke level 4.941,01 pada akhir perdagangan Rabu (3/6/2020).

Pada perdagangan Selasa (2/6/2020), IHSG ditutup di level 4.847,51 dengan lonjakan 1,98 persen atau 93,89 poin, reli kenaikan hari kelima beruntun sejak perdagangan Selasa (26/5/2020).

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 4.847,52-4.960,07. Seluruh 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin oleh sektor pertanian yang menguat 3,21 persen, disusul sektor aneka industri yang menguat 2,66 persen.

Tercatat 258 saham menguat, 150 saham melemah, dan 156 saham berakhir stagnan. Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah ditutup meroket 320 poin atau 2,22 persen ke level Rp14.095 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.

IHSG menguat sejalan dengan mayoritas bursa saham lainnya di Asia, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup naik masing-masing 0,72 persen dan 1,29 persen, sedangkan indeks Kospi menguat 2,87 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China naik 0,07 persen dan 0,01 persen masing-masing, sedangkan indeks Hang Seng menguat 1,37 persen.

Dilansir Bloomberg, penguatan bursa Asia mempertahankan momentumnya pada perdagangan Rabu karena investor menunjukkan lebih banyak optimisme pemulihan ekonomi dari pandemi virus corona.

Saham di seluruh dunia telah menguat selama delapan hari terakhir karena lebih banyak bisnis dibuka kembali dan data manufaktur menunjukkan ekonomi mulai kembali stabil setelah penutupan.

Meskipun ada banyak risiko, termasuk ketegangan hubungan AS-China yang dapat membahayakan kesepakatan perdagangan serta aksi protes keras dan penjarahan di sebagian besar AS.

"Jika saya melihat pasar pulih dengan kurva V. Itulah yang dikatakan pasar kepada kita," ungkap salah satu pendiri Mobius Capital Partners, Mark Mobius, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini