Kredit April 2020 Melambat, Berikut Sektor Paling Tertekan

Bisnis.com,03 Jun 2020, 17:15 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Petugas memasukan uang pecahan rupiah ke dalam mobil untuk didistribusikan dari Cash Center Mandiri, Jakarta, Senin (11/5/2020)./Antara Foto-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit yang disalurkan perbankan mengalami perlambatan pada April 2020.

Berdasarkan analisis uang beredar Bank Indonesia, penyaluran kredit pada April 2020 yakni tercatat sebesar Rp5.601,1 triliun atau hanya tumbuh 4,9 persen yoy lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,2 persen.

Menurut jenis penggunaan, perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh jenisnya yaitu kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.

Kredit modal kerja melambat dari 5,1 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 3,4 persen yoy pada April 2020.  Tekanan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR).

Kredit modal kerja sektor PHR yang semula tumbuh 2,2 persen yoy pada Maret 2020 menjadi minus 0,7 persen yoy. Kontraksi terutama bersumber dari subsektor perdagangan beras di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Selain sektor PHR, perlambatan kredit modal kerja juga terjadi pada sektor industri pengolahan dari 9,8 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 6,7 persen yoy pada April 2020. Perlambatan terutama pada kredit industri semen, kapur, dan gips di Jawa Timur dan Banten.

Kredit investasi juga tercatat melambat dari 13 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 8,4 persen yoy pada April 2020, terutama pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, serta sektor PHR.

Kredit investasi sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan melambat dari 7,1 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 2,4 persen yoy pada April 2020.

Perlambatan terjadi terutama untuk kredit yang disalurkan pada subsektor perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.

Di sektor PHR, kredit investasi juga mengalami perlambatan dari 5,4 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 0,5 persen yoy pada April 2020. Perlambatan khususnya terjadi pada subsektor hotel bintang di DKI Jakarta dan Bali.

Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi pada April 2020 melambat dari 5,4 persen yoy pada bulan sebelumnya menjadi 4,1 persen yoy pada April 2020. Perlambatan bersumber dari kredit perumahan rakyat (KPR) terutana tipe 22-70 dan kredit multiguna.

Perlambatan penyaluran kredit terjadi pada debitur korporasi maupun perorangan. Kredit kepada korporasi tercatat melambat dari 8 persen yoy menjadi 5,8 persen yoy pada April 2020.

Sementara itu, kredit kepada perorangan tercatat melambat dari 5,8 persen yoy pada Maret 2020 menjadi 3,9 persen yoy pada April 2020.

Sumber: Analisis Uang Beredar, Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini