Permintaan KPR Anjlok, Bank Mandiri Siap Genjot Penyaluran Baru

Bisnis.com,03 Jun 2020, 18:01 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Nasabah melakukan transaksi elektronik lewat ATM Bank Mandiri di Jakarta, Senin (1/10/2019). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan menggenjot penyaluran kredit perumahan rakyat (KPR) pada bulan ini pasca mengalami penurunan selama Covid-19 sebesar 60 persen dibandingkan dengan kondisi normal.

Dalam kondisi normal, rata-rata penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan senilai Rp800 miliar per bulan. Namun, penurunan KPR mulai terjadi pada Maret 2020 dengan realisasi senilai Rp600 miliar, kemudian April 2020 semakin menurun yakni hanya Rp500 miliar dan Mei 2020 menjadi hanya Rp200 miliar.

Lebih rinci, penyaluran KPR subsidi tergolong masih stabil dengan peningkatan 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, penyaluran kredit yang terkoreksi cukup dalam adalah KPR komersial karena Bank Mandiri memutuskan untuk melakukan penyaluran secara selektif.

Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo mengatakan meskipun penyaluran kredit baru mengalami penurunan, tetapi baki debet KPR Bank Mandiri masih normal yakni berada pada kisaran Rp43,5 triliun. Dari jumlah tersebut, hingga Mei 2020, sudah dilakukan restrukturisasi senilai Rp7 triliun sampai dengan Rp8 triliun.

Selama melakukan restrukturisasi, penyaluran KPR Bank Mandiri pun mengalami penurunan. Selain itu, ditambah pula karena perseroan yang memang semakin selektif menyalurkan KPR.

Bank Mandiri hanya menyalurkan kredit untuk debitur fixed income maupun variable income, asal telah menjadi nasabah perseroan. Dengan menjadi nasabah, transaksi dan keuangan nasabah selama Covid-19 dapat lebih mudah dinilai.

Susatyo pun memperkirakan puncak restrukturisasi KPR akan terjadi pada bulan ini dengan total mencapai Rp9 triliun. Seiring dengan puncak restrukturisasi, Bank Mandiri pun bersiap menggenjot penyaluran KPR.

Saat ini Bank Mandiri menyediakan promo khusus berupa bunga spesial sebesar fix 4,59 persen untuk cicilan satu tahun. Selain itu juga ada cicilan 10 tahun dengan bunga fix 9,99 persen.

"Kami selektif salurkan KPR, tetapi bulan ini kami mulai buka-buka [genjot penyaluran] lagi, apalagi kondisi sudah lewat tiga empat bulan, yang masih bisa bertahan kan nasabah besar, mudah-mudahan [penyaluran KPR] bisa naik," katanya kepada Bisnis, Rabu (3/6/2020).

Selama tiga bulan terakhir, diakuinya, hampir semua bank meningkatkan down payment dari kondisi normal untuk mencegah adanya koreksi harga KPR. Saat ini, uang muka KPR di Bank Mandiri menjadi 20 persen, lebih besar dibandingkan dengan kondisi normal yang hanya sebesar 10 persen.

Menurutnya, peningkatan down payment, menyebabkan penurunan permintaan rumah menurun. Apalagi, beberapa proyek perumahan seperti high rise building pembangunannya tersendat karena Covid-19.

Penurunan KPR juga disebabkan akad kredit yang susah dilakukan karena adanya pembatasan sosial.

Realisasi KPR yang terjadi pada tiga bulan terkahir pun lebih disebabkan oleh akad pembelian yang baru diselesaikan setelah debitur melunasi pencicilan. Rata-rata penambahan penyaluran KPR saat ini berada pada rumah di bawah Rp1 miliar.

"Realisasi sih ada tetapi agak lambat, notaris juga susah akad kredit, belum bisa virtual," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini