Walau Dibayangi Pandemi, Korporasi Indonesia Mampu Jaga Peringkat Kredit

Bisnis.com,04 Jun 2020, 18:59 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com,JAKARTA — PT Fitch Ratings Indonesia mencatat sejumlah perusahaan dengan peringkat nasional dari perseroan mampu mempertahankan peringkat kredit meski secara umum profil kredit stand-alone melemah.Ketahanan itu tak lepas dari dukungan luar biasa dari induk usaha. 

Eddy Handali, Direktur Pemeringkatan Fitch Ratings Indonesia mengungkapkan telah melakukan sejumlah tindakan pemeringkatan atau rating action sejak 10 Maret 2020. Hasilnya, 24 perusahaan mampu mempertahankan peringkat serta outlook, 16 perusahaan mengalami penurunan peringkat, dan 8 perusahaan mengalami revisi outlook dari stabil menjadi negatif.

“Itu semua tindakan pemeringkatan yang dilakukan dari 10 Maret 2020, sebagian besar dipicu pandemi, sebagian lagi karena jadwal kaji ulang berkala,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (4/6/2020).

Eddy menjelaskan bahwa sebanyak 24 perusahaan yang mengalami afirmasi peringkat kredit kebanyakan berasal dari perbankan badan usaha milik negara (BUMN) dan entitas anak usaha, Selain itu, beberapa perusahaan asuransi juga masih dipertahankan peringkat kreditnya.

Sementara itu, Fitch Ratings Indonesia mencatat adanya tindakan pemeringkatan positif yakni untuk PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dari AA+ (idn) menjadi AAA (idn). Selain itu, prospek atau outlook PT Indosat Tbk. juga direvisi dari negatif menjadi stabil.

Di sisi lain, Eddy menyebut dilakukan penurunan peringkat kredit terhadap 16 perusahaan dan revisi outlook dari stabil menjadi negatif untuk 8 perusahaan. Secara umum, tindakan itu diambil akibat berubahnya lingkungan operasional karena terimbas pandemi yang memperlemah profil kredit perusahaan.

“Ditandai dengan meningkatnya leverage, penurunan interest coverage, dan sebagian mengalami tekanan likuiditas,” jelasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, Fitch Ratings Indonesia telah memangkas peringkat sejumlah emiten di berbagai sektor. Di sektor keuangan misalnya, peringkat PT Bank Central Asia Tbk. diturunkan menjadi AA+(idn) dari AAA(idn), demikian juga dengan peringkat beberapa lembaga keuangan milik Grup Sinarmas diturunkan menjadi BBB+(idn) dari A-(idn).

Sebelumnya, Analis Fitch Ratings Indonesia Olly Prayudi menyebut sektor properti dan crude palm oil (CPO) menjadi yang paling terekspos dari dampak penyebaran Covid-19. Hal itu berdasarkan hasil analisis terhadap portofolio emiten yang mereka ulas.

Dia menjelaskan bahwa kedua sektor itu telah mengalami tekanan sejak 2019. Untuk sektor CPO, rendahnya harga komoditas telah menekan emiten produsen kelapa sawit. Adapun, emiten properti mengalami tekanan akibat penjualan properti terus melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini