Kargo Udara Alami Dampak Terberat Pandemi, Ini Alasannya

Bisnis.com,04 Jun 2020, 20:32 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Ilustrasi - Aktivitas di sebuah pesawat kargo logistik./Bisnis-Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menilai sektor logistik dengan kondisi paling terdampak akibat pandemi Covid-19 adalah kegiatan yang berhubungan dengan komoditas pada kegiatan industri dan kegiatan ekspor–impor, termasuk jasa angkutan barang moda udara.

Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menjelaskan pembatasan sosial dalam pandemi Covid-19 terjadi hampir seluruh dunia, sehingga telah menurunkan tingkat permintaan atas komoditas. Selain itu, pembatasan sosial telah mengakibatkan aktivitas produksi sektor industri hulu mengalami penyesuaian dan penurunan kapasitas.

Menurutnya dengan mengamati pola transaksi kegiatan logistik yang terdampak berat di masa pandemi ini dapat dipastikan  terjadi terhadap pola transaksi perdagangan yang  berbasis B to B, sedangkan pola transaksi B to C dan C to C atau kategori retail masih dapat bertahan. Bahkan, akan ada yang mengalami pertumbuhan positif pada masa pandemi saat ini.

“Dapat diambil kesimpulan sementara bahwa jenis kegiatan logistik sebagai yang terdampak berat di masa pandemi saat ini adalah jasa angkutan barang moda udara, jasa angkutan barang moda laut, dan jasa angkutan truk peti kemas,” jelasnya, Kamis (4/6/2020).

Selain itu, juga jasa angkutan truk ekspor/impor, jasa angkutan bahan baku industri manufaktur, jasa kegiatan stevedoring/bongkar muat, jasa kegiatan customs dan port clearance, jasa kegiatan depo peti kemas, jasa pergudangan bahan baku impor dan berikat, hingga jasa kegiatan logistik lainnya berkaitan dengan transaksi business to business (B to B).

Sementara itu, ALFI menilai kegiatan logistik yang masih bisa bertahan bahkan mengalami pertumbuhan positif hingga masa new normal adalah jasa logistik e-commerce, jasa angkutan barang kiriman, jasa pergudangan bahan pokok dan barang retail, serta jasa layanan logistik berkaitan dengan transaksi B to C (business to consumer) dan C to C (consumer to consumer).

Menurutnya, pada kondisi new normal, kegiatan usaha pada fase  pertumbuhan ekonomi yang negatif secara global akibat pandemi Covid-19 tersebut sudah pastinya berdampak langsung atas aktivitas logistik secara umum seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini