Percepat Uji Spesimen, Pemerintah Rekrut Relawan Secara Masif Termasuk Mahasiswa

Bisnis.com,05 Jun 2020, 01:55 WIB
Penulis: Asteria Desi Kartika Sari
Ilustrasi - Dinas Kesehatan Pemkot Solo menggelar rapid test Covid-19 di pasar tradisional dan pasar modern, Jumat (22/5/2020). JIBI/Solopos-Tro Rahayu

Bisnis.com, JAKARTA - Proses pengujian spesimen virus corona Covid-19 yang dilakukan pemerintah telah melampaui target 10.000 per hari. Apalagi, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meminta proses pengujian spesimen bisa dilakukan lebih agresif dengan mencanangkan target pengujian sebanyak 20.000 per hari.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang juga sebagai Ketua Dewan Pengarah Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyampaikan akan mengarahkan Gugus Tugas dan pihak Kementerian Kesehatan untuk terus mempercepat pengujian spesimen.

"Nanti kami Gugus Tugas dan Kemenkes akan terus mempercepat untuk target 20 ribu dan selanjutnya kita bergerak ke target 30.000 sesuai dengan perhitungan bapak Presiden," katanya melalu siaran pers resmi, Kamis (4/6/2020).

Lebih lanjut, untuk memenuhi target, maka menurutnya perlu peningkatan sumber daya manusia yang terlibat dalam hal pelacakan dan pengujian spesimen secara masif. "Karena itu kita memerlukan relawan yang bisa mem-backup, dan ini membutuhkan tenaga besar," ucapnya.

Adapun relawan yang dibutuhkan menurut Menko PMK adalah para mahasiswa di bidang kesehatan masyarakat, keperawatan, dan mahasiswa S2 di bidang biologi molekuler. Menurutnya, Presiden Jokowi telah menyetujui untuk segera melakukan rekrutmen sukarelawan secara besar-besaran.

Menko PMK melanjutkan, perekrutan sukarelawan yang dilakukan diharapkan akan mengoptimalkan pengujian spesimen dengan sistem shifting. Sehingga penggunaan mesin tes polymerase chain reaction (PCR) untuk melakukan pengujian spesimen bisa dimaksimalkan.

"Ini juga mesti ada shift sehingga alat-alat bisa bekerja dengan optimal, dan kemungkinan kesalahan akibat overload jam kerjanya bisa dikurangi," imbuhnya.

Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, pemerintah kemungkinan akan memanfaatkan sistem kuliah kerja nyata (KKN) dan program praktik lapangan (PPL) di kampus untuk memasukkan para mahasiswa menjadi sukarelawan dalam pengujian spesimen virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini