Rupiah Makin Perkasa, Kembali ke Level Rp13.000 per Dolar AS

Bisnis.com,05 Jun 2020, 11:16 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami penguatan hingga menembus level Rp13.000. Penguatan rupiah ditopang sentimen optimisme pelaku pasar terhadap pembukaan kembali perekonomian melalui skenario kenormalan baru atau new normal.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.08 WIB, nilai tukar rupiah menguat 1,16 persen ke posisi Rp13.931 per dolar AS. Sepanjang sesi rupiah bergerak di kisaran Rp13.931 s.d Rp14.089.

Penguatan rupiah sudah terasa sejak awal pembukaan perdagangan hari ini, yang mana menguat 20 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.075 per dolar AS. Rupiah makin garang karena  hingga pukul 10.07 WIB, penguatan mencapai 72 poin atau 0,51 persen ke level Rp14.023 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah sebelumnya diprediksi mengakhiri akhir pekan dengan bertahan di zona hijau. Nilai tukar rupiah telah bergerak menguat selama empat hari perdagangan berturut-turut.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah berpotensi melanjutkan penguatan setelah ditutup stagnan alias  tidak bergerak dari posisi sebelumnya pada akhir perdagangan Kamis (4/6/2020).

“Ada kemungkinan dalam perdagangan Jumat (5/6/2020) rupiah akan menguat di range Rp13.950-Rp14.120 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resmi Jumat (5/6/2020).

Sementara itu, kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.100 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Jumat (5/6/2020).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.100 per dolar AS, menguat 65 poin atau 0,46 persen dari posisi Rp14.165 pada Kamis (4/6/2020).

Dilansir dari Bloomberg, rupiah bergerak menuju apresiasi mingguan keempat berturut-turut sekaligus pekan terbaiknya sejak tahun 2015.

Penguatan mata uang Garuda didorong optimisme bahwa pembukaan kembali kegiatan perekonomian secara bertahap dan membaiknya sentimen risiko global akan meningkatkan arus modal masuk ke aset-aset berimbal hasil tinggi.

“Asing kembali masuk ke dalam obligasi Indonesia akhir-akhir ini, sehingga mendukung rupiah,” ujar pakar strategi valas di Bloomberg Intelligence Stephen Chiu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini