Seluruh Sektor Moncer, IHSG Melenggang di Level Goceng

Bisnis.com,08 Jun 2020, 12:20 WIB
Penulis: Dhiany Nadya Utami
Karyawati beraktivitas di depan patung banteng di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan secara agresif dan mengamankan posisinya di level 5073,98 pada  akhir sesi I perdagangan har? ini, Senin (8/6/2020)

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per pukul 11.30 WIB, indeks menguat 126,20 poin atan 2,55 persen dibandingkan posisi akhir pekan lalu.IHSG terpantau terus menanjak sejak awal pembukaan pasar dan melenggang di rentang 4947,88—5075,22 hingga akhirnya parkir di level 5073,98.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 321 saham menguat, 104 melemah, dan 146 lainnya stagnan. Sementara dari sisi sektoral, seluruh sektor juga menghijau dipimpin oleh sektor finansial yang menat 3,93 persen.

Membuntuti sektor finansial, berturut-turut ada sektor agrikultur (3,61 persen), sektor properti (3,24 persen), sektor aneka industri (2,41 persen), dan sektor manufaktur (2,01 persen).

Adapun nilai transaksi yang tercatat sepanjang sesi I perdagangan har? ini mencapai Rp7,78 triliun dengan aksi beli bersih investor asing mencapai Rp36,29 miliar. 

Beberapa saham berkapitalisasi jumbo terpantau diborong asing antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON), dan PT Astra International Tbk. (ASII) dengan masing-masing net foreign buy sebesar Rp103,9 miliar, Rp75 milat, dan RP13,5 miliar.

Sebaliknya, sejumlah saham-saham besar yang banyak diborong pada pekan lalu kini ramai-ramai dilego asing, seperti saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. alias TLKM, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI, dan PT Bank Permata Tbk. (BNLI).

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan  perdagangan hari ini diwarnai aksi profit taking akibat harga-harga saham yang mulai naik seiring penguatan IHSG.

Adapun, dia menilai pergerakan IHSG yang agresif di awal pekan ini didorong sentimen positif dari membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat di bulan Mei, sehingga menambah optimisme investor akan pemulihan ekonomi.

“Selain itu, menguatnya sebagian besar harga komoditas, kesepakatan OPEC+ untuk memperpanjang pemangkasan produksi sebanyak 9.6 juta per barel hingga akhir Juli,” ujar Mino kepada Bisnis, Senin (8/6/2020)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini