Mengenang Pak Harto, Isih Penak Jamanku to?

Bisnis.com,09 Jun 2020, 10:38 WIB
Penulis: Saeno
FOTO ARSIP - Tiga petugas kepolisian berjaga-jaga di dekat sebuah mobil yang terbakar dalam kerusuhan di kawasan pertokoan Bendungan Hilir, Jakarta, (13/5/1998). Aksi kerusuhan dan penjarahan mulai terjadi di beberapa wilayah Ibu Kota menyusul tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti./ANTARA-Mosista Pambudi/aww.n

Aspwall Edward dan Fealy Greg dalam buku Orde Baru Soeharto dan Warisannya mencatat pada 21 Mei 1998, salah satu rezim otoriter  berbasis militer yang paling efektif dan tahan lama di dunia sejak Perang Dingin berakhir kekuasannya.

“Pagi itu, Presiden Indonesia Soeharto membaca pernyataan ringkas yang mengumumkan pernyataan pengunduran diri dan menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya, B. J. Habibie.Dia melakukannya dengan latar belakang yang dramatis: krisis keuangan Asia telah membawa bencana, pengunjuk rasa mahasiswa menduduki parlemen, asap masih naik di bagian-bagian kaki langit Jakarta setelah kerusuhan seminggu sebelumnya,” ujar Edward dan Greg dalam pengantar bukunya.

Kedunya mencatat pula bahwa empat belas menteri memberi tahu Soeharto bahwa mereka tidak lagi bersedia berada dalam cabinet.

Sementara itu Kepala Angkatan Bersenjata menyatakan pasukannya dalam bahaya kehilangan kendali atas aksi jalanan yang terjadi.

Kisah itu menjadi akhir kekuasaan Presiden Soeharto yang berlangsung 32 tahun lamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini