Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah ekonomi yang kian terjepit seperti saat ini, siapa yang tak ingin mendapatkan dana ekstra? Namun, dana tersebut tentu tak datang begitu saja, melainkan sebagai buah dari investasi yang dilakukan.
Di masa-masa pandemi ini, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha memberika sejumlah tips mengenai instrumen investasi apa yang bisa dimanfaatkan untuk membuat uang bekerja sendiri dan menghasilkan duit ekstra.
Pertama, simpan uang di tempat yang aman. Meski kedengarannya klise dan remeh, nyatanya ada dua maling yang tidak terlihat mata dan diam-diam mengintai duit kita, yaitu inflasi dan investasi bodong.
“Tidak sedikit yang terjebak di sini. Tergiur janji-janji keuntungan yang fenomal besarnya dengan tingkat risiko yang katanya kecil, akhirnya malah kejeblos dalam investasi bodong dan uang pun hilang,” tutur Dimas dalam publikasinya, seperti dikutip Bisnis, Selasa (9/6/2020)
Di saat yang sama, inflasi siap mengintai uang yang disimpan di bawah bantal atau celengan selama bertahun-tahun, sehingga daya beli uang yang disimpan malah akan turun.
Tidak sedikit orang yang beranggapan tabungan sebagai tempat yang aman dari incaran maling. Padahal, maling inflasi juga mengincar uang yang disimpan di tabungan dalam jangka panjang.
Kedua, perhatikan tingkat risiko investasi karena semua instrumen investasi memiliki risiko. Pilihlah tingkat risiko yang sesuai. Jangan tergiur imbal hasil tinggi, tapi malah membuat khawatir, tidur tidak nyenyak, dan berujung pada munculnya beragam penyakit.
Perlu diingat dalam investasi berlaku prinsip high risk dengan high return. Jadi, kalau Anda dijanjikan imbal hasil tinggi, tentunya Anda harus siap mental untuk menanggung tingkat risiko kerugian yang tinggi pula. Demikian sebaliknya.
Ketiga, lakukan diversifikasi investasi. Salah satu prinsip utama dalam investasi adalah ‘jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang’ yang menggambarkan pentingnya untuk mengalokasikan investasi kita dalam beberapa instrumen investasi.
Tujuannya adalah untuk meminimalisir risiko apabila ada hal yang tidak terduga mempengaruhi salah satu aset investasi anda. Ingat, kita mau membuat uang kita keringetan, bukan kita yang keringetan.
Keempat, reksa dana sebagai pilihan investasi. Instrumen satu ini dipertimbangkan apabila ketiga faktor di atas merupakan fokus investasi anda. Pasalnya, reksa dana dikelola oleh manajer investasi profesional dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk memastikan pengelolaan investasi dilakukan secara pruden.
Selain itu, reksa dana memiliki variasi jenis kelas aset yang memiliki tingkat risiko berbeda, dari yang konservatif hingga agresif, sehingga memberi pilihan bagi kita sesuai dengan profil risiko dan kebutuhan investasi.
Reksa dana juga menerapkan prinsip diversifikasi, di mana portofolio investasi reksa dana berisi dari berbagai jenis saham, obligasi, atau instrumen pasar uang.
“Bagi investor pemula, saya merekomendasikan reksa dana pasar uang untuk mencoba mekanisme investasi di reksa dana. Reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko konservatif dengan potensi imbal hasil kompetitif dengan deposito,” kata Dimas.
Tak hanya itu, reksa dana pasar uang memiliki tingkat risiko yang rendah dan bersifat likuid alias bisa dicairkan kapan saja tanpa biaya keluar/masuk. Anda hanya perlu menghubungi perusahaan manajer investasi atau agen penjual efek reksa dana untuk mulai berinvestasi di reksa dana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel