Sahamnya Hijau dan Diminati Asing, Begini Komentar Bank BRI (BBRI)

Bisnis.com,09 Jun 2020, 13:32 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan
Kantor pusat Bank Rakyat Indonesia/Dok. BRI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. optimistis kinerja pada paruh kedua tahun ini akan membaik, sejalan dengan persepsi investor yang mulai menaruh kepercayaannya kembali kepada saham perseroan.

Pada penutupan sesi 1 perdagangan hari ini, saham BRI ditutup melemah 0,91 persen ke level Rp3.270 per saham. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan melanjutkan tren positif dengan menguat 0,22 persen ke level 5.081,89.

Meski ditutup melemah pada penutupan sesi 1 perdagangan hari ini, emiten berkode saham BBRI tersebut menjadi salah satu penopang penguatan IHSG dalam sebulan terakhir.

Secara kumulatif, BBRI telah menguat 24,33 persen dalam sebulan terakhir. Sementara itu, IHSG menguat sebesar 9,76 persen dalam sebulan terakhir. BBRI menjadi salah satu top movers bersaham saham-saham perbankan big caps lainnya.

Masuknya investor asing ke saham BBRI menjadi salah satu pendorong utama saham tersebut. Secara kumulatif, investor asing mencatatkan beli bersih BBRI sebesar Rp12,02 triliun dalam 1 bulan terakhir.

Sekretaris Perusahaan BRI Amam Sukriyanto menyatakan bahwa penguatan harga saham perseroan sejalan dengan strategi restrukturisasi kredit untuk mendukung nasabah, khususnya di segmen Ushaa Mikro, Kecil, dan Menengah selama pandemi.

“Kenaikan harga saham BBRI di beberapa hari perdagangan terakhir yang juga sejalan dengan menguatnya IHSG merupakan bentuk kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan,” katanya kepada Bisnis, Senin (8/6/2020) malam.

Dia juga meyakini investor kembali optimistis terhadap prospek perseroan ke depan. Menurutnya, investor percaya diri BRI dapat menangkap peluang bisnis saat terjadi pemulihan ekonomi melalui pengembangan kapabilitas digital BRI.

Selain itu, menurutnya penguatan tersebut juga sejalan dengan serta strategi BRI dalam melakukan ekspansi kredit yang selektif dengan fokus pada nasabah UMKM di sektor yang kurang atau tidak terdampak pandemi Covid-19, seperti sektor kesehatan, komunikasi, dan bahan makanan pokok.

“Meningkatnya kepercayaan investor tersebut juga tercermin pada meningkatnya capital inflow, yang juga berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah serta kenaikan harga obligasi,” ucapnya.

Selain itu, dia menilai kepercayaan investor kepada BRI juga sejalan didorong oleh didorong oleh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menangani dampak pandemi. Salah satunya adalah Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan relaksasi aturan dari regulator untuk mendukung pemulihan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini