Softbank Vision Fund Potong Jumlah Tenaga Kerja

Bisnis.com,10 Jun 2020, 12:19 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
CEO Softbank Group Corp. Masayoshi Son memberi salam dalam konferensi pers di Tokyo, Jepang, Rabu (12/2/2020)./Bloomberg-Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA -- SoftBank Group Corp Vision Fund sedang menyiapkan pemotongan jumlah tenaga kerja sebanyak 15 persen pasca melaporkan rekor kerugian selama tahun fiskal terakhir.

Salah satu narasumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan Kepala Vision Fund Rajeev Misra, yang berbasis di London, akan melakukan perluasan pemotongan jumlah tenaga kerja dalam beberapa hari terakhir menjadi sebanyak 80 dari sekitar 500 karyawan.

Bloomberg News sebelumnya telah membuat laporan bahwa Vision memang berencana memangkas sekitar 10 persen dari tenaga kerjanya pada bulan lalu. Narasumber menyebutkan pemotongan jumlah tenaga kerja kemungkinan diumumkan pada hari ini, Rabu (10/6/2020).

Narasumber lainnya juga menyebutkan SoftBank Group International telah mengurangi stafnya sekitar 26 dari 230. Bloomberg News melaporkan pada bulan lalu bahwa pemotongan tenaga kerja yang dilakukan Softbank Grup diperkirakan mencapai 10 persen.

SoftBank yang didirikan oleh miliarder Masayoshi Son melaporkan rekor kerugian operasi sekitar US$13 miliar bulan lalu seperti dituliskan perusahaan-perusahaan seperti WeWork dan Uber Technologies Inc. Hanya dalam satu tahun, Vision Fund berubah dari sebagai sumber utama pendapatan SoftBank menjadi kontributor terbesar perusahaan tersebut.

Son awalnya berharap untuk mendapatkan Vision Fund baru setiap dua hingga tiga tahun. Namun, dia mengakui perusahaan tidak dapat menghimpun uang karena kinerjanya yang buruk.

Analis di SBI Securities Shinji Moriyuki mengatakan pemotongan tenaga kerja di Vision Fund masuk akal. Apalagi, SOftbank dinilai mampu mengendalikan kondisi ini.

"SoftBank pandai mengendalikan kapan harus menginjak pedal gas dan kapan harus memompa rem. Banyak perusahaan Jepang yang berhati-hati untuk maju dan sangat enggan untuk mundur," katanya seperti dikutip lewat Bloomberg, Rabu (10/6/2020).

Juru Bicara untuk Dana Visi dan Grup SoftBank menolak memberikan komentar.

Bisnis SoftBank hancur pada awal tahun ini karena pandemi Covid-19 dan membuat nilai sahamnya jatuh. Penurunan nilai saham SoftBank meningkat dua kali lipat setelah mencapai titik terendah pada Maret 2020.

Son kemudian meluncurkan rencana untuk membeli kembali saham dan membayar utang dengan menjual sekitar US$42 miliar dalam bentuk aset, termasuk bagian dari sahamnya di Alibaba Group Holding Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini