Bos BCA Khawatir Saat Beri Keringanan Kredit ke Nasabah. Kenapa?

Bisnis.com,10 Jun 2020, 13:08 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Presiden Direktur PT. Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja (kedua kiri) melihat produk perbankan digital saat membuka BCA Expoversary 2020 di Indonesia Convention Exebation, Tangerang, Banten, Jumat (21/2/2020)./ ANTARA - Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengaku sempat khawatir saat awal-awal memberikan restrukturisasi kredit ke debitur.

Pasalnya, restrukturisasi kredit tidak hanya memberikan dampak positif bagi bank, tetapi juga dampak negatif. Dia pun mengkhawatirkan jika restrukturisasi dilakukan, nasabah tetap tidak membayar kredit padahal dana tersebut berasal dari masyarakat.

"Ini bahaya, sesudah Maret, April, Mei kami jalani ternyata yang terjadi perkiraan kami sampai akhir tahun 14% nasabah korporasi yang butuh restrukturisasi," katanya dalam Live Webinar Perbankan yang diselenggarakan Bisnis Indonesia, Rabu (10/6/2020).

Debitur BCA yang tidak masuk katagori restrukturisasi pun tetap mendapatkan keringanan berupa pengurangan bunga 1% hingga 3%. Dalam perjalananya, debitur pun setuju untuk tetap membayar kredit.

BCA memberikan bentuk relaksasi yang berbeda pada masing-masing nasabah. Ada yang dibantu perpanjangan jangka waktu pembayaran kredit, ada yang mendapatkan cicilan lebih ringan, ada juga yang tidak sementara tidak membyar kredit selama 1 hingga 3 bulan kemudian mendapatkan penyesuaian dengan bunga normal.

"Jadi betul-betul sesuai kemampuan nasabah, itu yang sebabkan proses restrukturisasi tidak mudah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini