Usai Pandemi, Industri Properti Bakal Kembali Booming?

Bisnis.com,11 Jun 2020, 16:02 WIB
Penulis: Ilham Budhiman
Aktifitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pelaku bisnis dan pengamat properti menyatakan bahwa adanya krisis yang terjadi secara nasional maupun global saat ini diharapkan membawa pengaruh yang positif di beberapa waktu ke depan.

Apalagi, berdasarkan pengalaman pada krisis keuangan pada 2008, sektor properti biasanya mengalami booming dua tahun pasca krisis meskipun tak berlangsung lama.

Direktur Pusat Studi Properti Indonesia Panangian Simanungkalit menyatakan bahwa pada saat ini ketika adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar, terbuka bagi sektor properti berakselerasi kembali untuk bisa segera pulih atau menguat kembali alias rebound.

"Bisa saja, akan tetapi akan sangat pelan karena pertumbuhan ekonomi semester pertama paling-paling plus 0,5 persen, dan semester dua paling-paling plus 2 persen. Nah, kalau dilihat angkanya, kan, sangat kecil," katanya pada Bisnis.com, Kamis (11/6/2020).

Dia menyatakan bahwa kemungkinan besar sektor properti baru bakal pulih pada tahun depan. Hal ini diharapkan karena saat ini minat properti mendadak jatuh lantaran berkurangnya permintaan akibat penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan pandemi.

Hal ini lantas berimbas pada koreksi harga rumah yang rendah karena beberapa tahun belakangan ini, menurutnya, permintaan properti mengalami penurunan sehingga harga tidak pernah naik secara signifikan.

"Kemudian terjadi pandemi, permintaan mendadak turun akibat penurunan pertumbuhan ekonomi, sangat wajar [ketika] harga properti pun stagnan dan mungkin sengaja diturunkan oleh pengembang supaya pengembang bisa bertahan untuk menjaga arus kasnya," kata dia.

Sementara itu, Direktur PT Pancakarya Griyatama Norman Eka Saputra melihat kondisi yang menimpa perekonomian saat ini persis seperti kejadian pada 2008-2009 saat Amerika tengah mengalami krisis. Tak lama setelah krisis itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang diuntungkan.

"Saat itu terjadi kebangkitan yang luar biasa, investor menanamkan uangnya tak melalui reksadana atau pasar saham, tetapi ke properti," ujarnya.

Sayangnya, kata Norman, kejayaan industri properti dari 2009-2013 tersebut tak bertahan lama dan mulai mengalami stagnansi sejak 2014. Hanya saja, jika melihat kondisi saat ini dan berkaca pada pengalaman sebelumnya terjadi pola yang sama.

"Saya punya optimisme dalam hati kecil saya bahwa 2021 akan jadi titik bangkit [industri properti] karena tahun ini sudah akumulasi," tuturnya pada Bisnis.com beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini