Tok! Parlemen Jepang Sahkan Anggaran Tambahan US$298 Miliar

Bisnis.com,12 Jun 2020, 14:33 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Para pejalan kaki di Shibuya, Tokyo, Jepang, pada 26 Maret 2020 mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona jens Covid-19./Bloomberg/Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTA – Jepang meloloskan anggaran tambahan senilai miliaran dolar Amerika Serikat sebagai bagian dari upaya untuk menopang perekonomian di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).

Pada Jumat (12/6/2020), parlemen Jepang menyetujui anggaran tambahan dengan rekor nilai sebesar 31,9 triliun yen (US$298 miliar) yang bertujuan memberi bantuan pembiayaan untuk perusahaan-perusahaan yang kesulitan, subsidi penggajian, dan bantuan untuk sistem medis.

Anggaran tambahan kedua itu juga akan membantu mendanai paket stimulus senilai 117 triliun yen yang diluncurkan bulan lalu, seperti dilansir dari Bloomberg.

Meski dipandang diperlukan di tengah krisis ekonomi terburuk Jepang dalam beberapa dekade, anggaran tambahan dengan nilai gede-gedean itu juga menambah tumpukan utang publik.

S&P Global Ratings memangkas prospeknya untuk peringkat obligasi pemerintah Jepang pekan ini, dengan mengacu pada kemunduran upaya stabilisasi utang.

Untuk mendanai pengeluaran tambahan kali ini, pemerintah Jepang akan meningkatkan penerbitan surat utangnya sebesar 59,5 triliun yen. Menurut kementerian keuangan, sebagian dari uang itu digunakan untuk program-program pembiayaan yang dipimpin lembaga pemerintah.

Sementara itu, sekitar sepertiga dari anggaran tambahan akan digunakan untuk membiayai bantuan bagi perusahaan yang kesulitan, dengan penekanan pada bisnis berskala lebih kecil.

Sekitar 2 triliun yen akan digunakan guna mensubsidi pembayaran sewa untuk perusahaan-perusahaan dan beberapa triliun yen akan digunakan untuk mendukung sistem medis.

Kemudian 10 triliun yen akan disisihkan sebagai dana cadangan virus Corona untuk digunakan memenuhi kebutuhan-kebutuhan seperti potensi gelombang kedua infeksi.

Dengan demikian, paket stimulus Jepang kini mencapai total sekitar 234 triliun yen, setara dengan sekitar 40 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Namun, beberapa ekonom mengatakan anggaran tambahan ketiga atau bahkan keempat mungkin diperlukan untuk membantu meningkatkan permintaan serta menutup lubang antara melonjaknya pengeluaran dan penurunan penerimaan pajak.

Para anggota kabinet utama Jepang telah membela besarnya lonjakan pengeluaran, dengan mengatakan bahwa prioritas saat ini adalah menjaga agar perusahaan-perusahaan dan rumah tangga dapat bertahan.

Anggaran tersebut juga dilancarkan di tengah jaminan dari bank sentral Jepang untuk tidak akan membiarkan imbal hasil obligasi naik.

Meski resesi kemungkinan telah melewati titik terlemahnya pascapencabutan keadaan darurat bulan lalu, ekonomi Jepang diperkirakan akan terkontraksi 22 persen pada kuartal ini, tercuram dalam pencatatan sejak tahun 1955.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini