Erick Thohir Ingin Basmi ‘Raja-raja Kecil’ di BUMN

Bisnis.com,12 Jun 2020, 16:07 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan
Menteri BUMN Erick Thohir (dari kiri) didampingi Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wiroatmojo dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengikuti rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan tengah berupaya membersihkan BUMN dari praktik permainan kotor.

Erick Thohir mengatakan salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk melakukan hal ini adalah dengan memangkas rencana belanja modal yang dinilai tidak diperlukan.

Salah satunya dengan memangkas rencana belanja modal di PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang semula mencapai hampir Rp100 triliun untuk tahun ini. Meminta belanja modal dipangkas sampai 30 persen - 40 persen karena berpotensi menimbulkan permainan proyek.

“Kadang kan belanja modal jadi ‘proyek’, apalagi kalau tidak jelas supply chain dan kebutuhannya. Mudah-mudahan tidak ada lagi ada main proyek. Kalau masih ada, ya biasa lah, nanti kena batunya,” katanya Jumat (12/6/2020).

Dia mengatakan bahwa upaya menyehatkan BUMN dari praktik kotor juga dilakukan dengan konsolidasi kebijakan di holding dan anak cucu BUMN. Dia memastikan setiap kebijakan yang diambil harus dikonsultasikan dengan Kementerian BUMN.

“Pasti ada konsultasi kepada kami. Kebijakan holding dan anak cucu perusahaan harus dikonsultasikan. Saya ingin memastikan tidak ada lagi raja-raja kecil di BUMN,” jelasnya.

Selain itu, dia mengatakan Kementerian BUMN tengah berupaya melakukan perubahan pada pola penunjukkan pengurus perusahaan pelat merah. Dia akan memperbesar porsi rekrutmen dari luar BUMN dari 10 persen menjadi 30 persen.

Hal ini diharapkan tidak ada lagi praktik tawar menawar harga untuk menjadi direksi BUMN. Dengan memperbesar cakupan talent pool sumber daya manusia, diharapkan pengurus BUMN dapat berbenah dan meningkatkan kompetensinya.

“Supaya seru, dengan ada persaingan besar, talent pool-nya besar. Sekarang juga tidak ada lagi direktur ini ada ‘harga’-nya. Kalau masih yang seperti itu, saya copot. Masa orang mau duduk harus bayar-bayaran,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini