IHSG Punya Modal Kuat untuk Hadapi Pekan Depan

Bisnis.com,12 Jun 2020, 20:37 WIB
Penulis: Ilman A. Sudarwan
Karyawati beraktivitas di depan patung banteng di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan hari ini, ditopang oleh rebound saham-saham perbankan. Penguatan ini disebut sebagai modal pada perdagangan pekan depan.
Hari ini, IHSG ditutup menguat 0,53 persen atau naik 25,60 poin ke level 4.880,36 setelah sempat melemah hingga lebih dari satu persen di awal sesi perdagangan. Lanjar Nafi, Head of Research Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa penguatan IHSG hari ini ditopang oleh rebound saham-saham keuangan yang secara sektoral menguat 1,79 persen.
Secara teknikal, dia mengatakan bahwa rebound IHSG saat ini berada tepat pada support MA20 sebagai indikasi cukup kuat penguatan lanjutan di awal pekan.
Sementara itu Indikator stochastic mendekati area oversold dengan momentum yang whipsaw pada rata-rata 14 hari dari momentum Relative Strength Index (RSI).
“Sehingga, sinyal lanjutan penguatan di awal pekan depan cukup kuat dengan support—resistance di rentang 4.746-4.950. Saham-saham yang mulai dapat dicermati, di antaranya ACES, AKRA, ANTM, BBRI, BRPT, HMSP, ITMG, MEDC, TLKM,” katanya sebagaimana dikutip dari riset, Jumat (12/6/2020).
Menguatnya saham perbankan didorong oleh sentimen positif dari pernyataan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebutkan bahwa perbankan Indonesia masih memiliki posisi permodalan kuat.
Hal ini terlihat dari posisi rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III dan BUKU IV yang rata-rata berada di kisaran 20 persen.
“Sebelumnya saham-saham perbankan menjadi ramai dijual investor setelah Bank Bukopin diisukan kekurangan modal dan pemerintah menyarankan bank BUMN besar untuk mengakuisisi sebagian kepemilikannya,” jelasnya.
Namun, setelah banyak dijual asing pada perdagangan kemarin, saham-saham perbankan justru menguat hari ini. PT Bank Bukopin Tbk. (BBKP) menguat 9,76 persen, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) menguat 9,76 persen, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menguat 6,18 persen.
Akan tetapi, penguatan tersebut tidak mampu mengendalikan IHSG dari serbuan aksi jual investor asing yang mencatatkan jual bersih Rp1,17 triliun pada perdagangan hari ini.
Saham-saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan BBNI menjadi sasaran jual bersih asing. Keluarnya arus modal portofolio asing dari pasar saham juga membuat mengiringi nilai tukar rupiah melemah hampir satu persen pada penutupan hari ini, yakni 0,81 persen menjadi Rp14.133 per dolar AS.
Sementara itu, dibandingkan sejawatnya di pasar saham Asia, IHSG ditutup dalam posisi relatif baik. Indeks lainnya seperti Nikkei, Topix, dan Hang Seng justru tercatat melemah. Hanya IHSG dan CSI300 yang menguat.
Lanjar mengatakan bahwa penurunan yang terjadi pada indeks-indeks tersebut tak lain disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran investor atas gelombang kedua infeksi virus corona. Hal ini mencederai prospek pemulihan ekonomi global. Adapun, Bursa Eropa mengikuti pergerakan bursa Asia dengan menghijau di awal sesi perdagangan. Indeks Eurostoxx terpantau menguat 1,16 persen, FTSE (+0,94 persen) dan DAX (+0,96 persen).
Peningkatan tersebut menghapus sebagian penurunan yang terjadi sebelumnya. Tren ini terjadi berkat dorongan penguatan saham-saham produsen mobil dan perbankan. Penguatan indeks-indeks itu juga didukung oleh pernyataan Steven Munic, Menteri Keuangan AS yang menyebutkan bahwa jika gelombang kedua virus corona merebak, tidak ada keharusan mematikan perekonomian atau lockdown lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Duwi Setiya Ariyanti
Terkini