Trump Menyerah, Batalkan Kampanye di Hari Nasional Juneteenth

Bisnis.com,14 Jun 2020, 12:57 WIB
Penulis: Newswire
President Donald Trump saat berkunjung ke Honeywell International Inc. produsen masker N95 di Phoenix pada 5 Mei 2020./Bloomberg-Brendan

Bisnis.com, JAKARTA - Donal Trump, yang selama ini dikenal sebagai sosok yang tak mudah menyerah, berkompromi menghadapi kritikan soal jadwal kampanye dirinya.

Trump akhirnya merespons kritikan atas dirinya karena memilih jadwal kampanye di Hari Nasional Berakhirnya Perbudakan atau Juneteenth.

Melalui Twitter, Trump mengabarkan bahwa dia telah memundurkan jadwal kampanye sehari, dari 19 Juni menjadi 20 Juni 2020.

"Banyak sahabat Afro-Amerika dan pendukung yang menyarankan saya untuk mengganti jadwal kampanye untuk menghormati hari nasional (Juneteenth). Oleh karenanya, saya memutuskan untuk menghormati permintaan mereka," ujar Trump sebagaimana dikutip Tempo.co dari kantor berita Reuters, Sabtu, 13 Juni 2020.

Sebelumnya Trump sempat menjadwalkan kampanye pilpresnya pada tanggal 19 Juni, bersamaan dengan saat perayaan Juneteenth. Trump berdalih pemilihan tanggal tersebut tidak disengaja agar pas dengan perayaan Juneteenth, tetapi lebih karena faktor ketersediaan waktu. Namun, kubu oposisi tidak mempercayai pernyataan Trump.

Senator California Kamala Harris menduga Trump memang sengaja memilih hari berlangsungnya Juneteenth. Tujuan Trump, menurut Harris, untuk menunjukkan kepada pendukungnya bahwa ia tidak takut dengan situasi Amerika saat ini yang ramai dengan gerakan antirasialisme.

Harris tidak percaya Trump, yang dikenal rasis, memilih Juneteenth untuk menunjukkan sikap yang berbeda.

Walau telah memundurkan jadwal kampanyenya, belum diketahui apakah Trump juga akan mengubah lokasi kampanye. Sejauh ini, kampanye Trump tetap dijadwalkan berlangsung di Tulsa, Oklahoma. Tulsa adalah lokasi bersejarah karena berkaitan dengan kekejaman terhadap komunitas kulit hitam.

Tahun 1921 Tulsa menjadi lokasi pembantaian warga kulit hitam di Amerika. Ratusan meninggal akibat peristiwa tersebut. Memilih Tulsa menjadi lokasi kampanye membuat kubu opisisi menganggap Trump tidak sensitif dengan situasi Amerika setelah meninggalnya George Floyd di tangan personel Kepolisian Minneapolis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini