Adaptasi Ekonomi saat Pandemi Covid-19, Ini Strategi Pemerintah

Bisnis.com,14 Jun 2020, 23:13 WIB
Penulis: JIBI
Suasana salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Kamis (19/3/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta menjelaskan sejumlah indikator yang digunakan pemerintah dalam strategi adaptasi kehidupan ekonomi. Salah satunya yaitu reproduction rate (RT) di bawah angka 1 selama 14 hari atau lebih.

"Satu orang tidak boleh menyebarkan (virus) ke lebih dari satu orang," kata Arif dalam diskusi CIDES di Jakarta, Minggu (14/6/2020).

Kedua resiko inheren penularan Covid-19 untuk setiap sektor ekonomi. Sehingga, kata Arif, inilah kenapa mal menjadi lokasi yang paling terakhir dibuka. "Karena itu tempat orang berkumpul," kata dia.

Ketiga manfaat setiap sektor ekonomi terhadap enam aspek. Pertama, kontribusi terhadap PDB, kontribusi tenaga kerja, porsi kredit, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB, pengentasan kemiskinan, dan indeks keterkaitan sektor.

Dengan indikator manfaat ekonomi ini, maka pemerintah telah membuat matriks antara pengelolaan ekonomi dan risiko kesehatan. Pemerintah inginnya sistem adaptasi ini menghasilkan high benefit ekonomi tapi low risk kesehatan.

Keempat massive testing minimal 5 persen dari populasi. Kemudian contact tracing, equipment avaliability seperti Alat Pelindung Diri (APD), protokol kesehatan, promosi, hingga pengawasan.

Meski demikian, pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, mengkritik aspek pembatasan sosial yang sedang diterapkan ke masyarakat. Sebab, pendekatan yang dilakukan hanya sebetas kebijakan top down dan pengawasan dari aparat hukum.

Padahal, harusnya bisa lewat kesadaran di masyarakat lewat komunitas mereka masing-masing. "Berapa banyak aparat yang harus mengawasi, tidak sanggup," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini