Tiga Juta Korban PHK di Italia Terancam Tak Dapat Pekerjaan Baru

Bisnis.com,15 Jun 2020, 23:29 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Seorang pria menyemprotkan disinfektan untuk mematikan virus corona di kota air Venesia, Italia./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penyedia jasa karyawan Adecco memperkirakan akan ada 3 juta buruh di Italia yang berisiko gagal mendapat pekerjaan baru, setelah jadi korban PHK di tengah pandemi Covid-19.

Adecco sendiri memprediksi keseluruhan korban PHK di Negeri Pizza bisa mencapai 23 juta. Namun, 23 juta di antaranya bisa dapat pekerjaan baru, meski sebagian di antaranya harus mencoba berkali-kali.

Sebagian besar dari korban-korban PHK itu berstatus karyawan kontrak, demikian menurut pemaparan Kepala Biro Pekerja Kontrak Adecco Italia Andrea Malacrida. Dalam keterangannya Malcrida lantas menyebut cuma ada satu cara untuk meminimalisir perkiraannya, yakni menambah keahlian para korban PHK dengan berbagai macam program pelatihan.

"[Covid-19] adalah kolam darah bagi para pekerja kontrak. Sekarang, yang terpenting adalah melangkah ke depan. Cuti atau istirahat saja tidak cukup, kita harus melatih mereka untuk menciptakan pelatihan dan keterampilan baru, guna mendapat pekerjaan mereka yang tidak akan kembali," paparnya seperti diwartakan Bloomberg seperti dikutip, Senin (15/6/2020).

Malacrida berkata peluang untuk memperkecil angka pengangguran di Italia masih ada. Sebab, kenormalan baru berpotensi pula memunculkan berbagai lapangan pekerjaan baru.

"Akan ada beberapa lapangan kerja baru. Misalnya, setiap perusahaan akan membutuhkan orang yang bisa mengatur kondisi karyawan lain. Mengukur suhu, menjamin semua orang mematuhi arahan baru, atau untuk menjamin logistik selama normal yang baru."

Hanya saja, masih menurut Malacrida, saat ini pemerintah Italia belum melakukan mitigasi yang cukup.

"Sampai sekarang pemerintah Italia belum melakukan hal berarti, dan bila tidak bergagas momok ini bisa jadi hantu di masa depan."

Italia merupakan salah satu episenter virus Corona di Eropa. Negara ini memulai kebijakan lockdown di beberapa kota pada pengujung Februari, sebelum akhirnya melakukan pelebaran pembatasan sosial ke seluruh penjuru negeri.

Per Senin (15/6/2020), menurut data Johns Hopkins University jumlah kasus terkonfirmasi di Negeri Pizza sudah menyentuh 237.000 lebih. Sebanyak 176.000 lebih di antaranya telah dinyatakan sembuh, dan korban meninggal sudah mencapai angka 34.345 jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini