Hidroponik Potensi Bisnis Kaum Urban Hingga Atasi Masalah Lingkungan

Bisnis.com,15 Jun 2020, 08:46 WIB
Penulis: Desyinta Nuraini
Petani merawat tanaman sayur sawi Caisim yang ditanam menggunakan metode hidroponik di Penyengatrendah, Telanaipura, Jambi, Kamis (12/10)./ANTARA-Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA - Berbudidaya tanaman hidroponik bukan hanya menjadi hobi baru kaum urban di tengah pandemi virus corona, namun juga berpotensi menghasilkan cuan.

Hal itu disampaikam Pengelola dan Mentoring Hidroponik, PT. Astra Komponen Indonesia, Dadan Ramdani. Menurutnya, berbudidaya tanaman hidroponik justru bisa menjadi alternatif lapangan pekerjaan baru.

"Ada Komunitas Pecinta Hidroponik Pekalongan. Tadinya (pendiri komunitas itu) alumni pelatihan hidroponik di Astra. Pensiun, akhirnya nggak cari pekerjaan lagi," ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Jika dilakukan dengan serius dan konsisten, memang berbudidaya tanaman hidroponik menjanjikan. Dadan yang juga menjadi salah satu founder Koperasi Hidroponik Petani Sejahtera (Kotahira) menyebut petani yang tergabung dalam koperasinya saja mampu menyuplai sayuran pakcoy sebanyak 250 kilogram per hari ke hotel dan restoran, sebelum pandemi Covid-19.

Saat pandemi pun, mereka tetap bisa memasarkannya melalui aplikasi online. Banyak ibu-ibu rumah tangga yang memilih membeli sayuran hidroponik karena menyehatkan.

Sayuran hidroponik terbilang menyehatkan. Selain karena ditanam dengan menggunakan air, tanaman tidak perlu disemprot peptisida kimia untuk membasmi hama.

Biasanya, untuk tanaman hidroponik cukup menggunakan cairan yang dibuat dari bawang putih, bawang merah, atau daun sirsak untuk mengusir hama tersebut. Bahan-bahan itu tidak disukai oleh hama yang indra penciumannya khusus dan tajam.

"Kita beri edukasi ke masyarakat bagaimana caranya agar sayuran yang kita konsumsi tanpa residu pestisida kimia. Sayuran sehat, apalagi karena merawat sendiri," imbuhnya.

Hidroponik pun bisa membantu untuk mengurangi sampah karena alat-alatnya bisa memanfaatkan barang-barang bekas pakai seperti styrofoam hingga gelas dan botol plastik yang sulit terurai cepat di tanah. "Styrofoam bekas buah. Itu sampah bermasalah bagi lingkungan. Penguraiannya ratusan tahun, bikin banjir di kali, dibakar pun bisa merusak lapisan ozon, itu bisa dimanfaatkan hidroponik," tuturnya.

Founder Rumah Hidroponik Bertha Suranto menambahkan sejatinya semua bisnis menguntungkan, termasuk hidroponik, tetapi tergantung siapa yang menjalankan. Kreativitas dan keberanian yang diperlukan. Menurutnya bagi para urban farming bisa

dimulai dengan menawarkan sayuran hasil hidroponik ke tetangga dan mengembangkannya ke skala yang lebih luas seperti restoran dan hotel.

"Kalau tanamannya bagus, pajang di halaman rumah, tetangga juga nanti datang. Kadang-kadang kita saking ewuh pakewuh, nggak mau dijual. Oke berikan gratis di awal, kemudian dijual," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini