Bisnis.com, JAKARTA -- Kabar terkait rencana bank pelat merah untuk ikut menjadi stand by buyer masih bergaung di pasar PT Bank Bukopin Tbk., salah satunya adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Bukopin pun berpendapat hal tersebut menjadi sinyal yang baik bagi perseroan.
Sekretaris Perusahaan Bank Bukopin Meliawati mengatakan kerja sama dengan BNI baru sebatas pemberian technical assistance dan belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai keikutsertaan dalam meminang Bank Bukopin.
"Dengan BNI baru sebatas hubungan bisnis. Namun, jika itu benar maka artinya Bank Bukopin ini dipercaya dan memang memiliki kinerja yang baik," katanya kepada Bisnis, Senin (15/6/2020).
Dia pun tak menampik kedekatan BUMN dengan beberapa pemegang saham existing Bank Bukopin juga kuat, sehingga negosiasinya tentu akan lebih baik.
"Namun, sekali lagi, saya tidak tahu ya. Cuma memang banyak yang memiliki niat baik dengan Bank Bukopin," katanya.
Sebagai informasi, Bank Bukopin akan melakukan penerbitan penawaran umum terbatas (PUT) V dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 4,7 miliar saham atau dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Direktur Operasi & TI Bank Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan pihaknya akan mengadakan rapat umum pemegang saham (RUPS) ada 18 Juni 2020 terkait rencana rights issue tersebut.
Menurutnya, pemegang saham utama akan ikut membantu perseroan dalam menghadapi kondisi likuditas di tengah pandemi Covid-19 melalui penyuntikan modal baru.
"Ini kalau soal likuditas, kami nanti mau ada RUPS dan penyuntikan modal sedikit lagi ada proses, tanggal 18 [bulan] ini," katanya, Selasa (9/6/2020).
Adapun, salah satu pemegang saham Bank Bukopin, KB Kookmin Bank, saat ini sedang dalam proses menjadi pemegang saham pengendali mayoritas.
Pada Kamis (11/6/2020) Kookmin telah menyetorkan dana segar sebagai komitmen bank asal Korea Selatan ini dalam mendukung penguatan likuiditas dan permodalan bank.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan telah menerima pernyataan Kookmin Bank bahwa siap menjadi pemegang saham pengendali tunggal dengan mengambil alih 51 persen saham Bank Bukopin.
"Otoritas Jasa Keuangan telah menerima pernyataan Kookmin Bank, grup finansial terbesar di Korea Selatan, yang saat ini memiliki 22 persen saham Bank Bukopin telah siap menjadi Pemegang Saham Pengendali Tunggal (PSPT) dengan mengambil alih kepemilikan sekurang-kurangnya 51 persen saham Bank Bukopin," demikian tulis siaran pers OJK, Kamis (11/6/2020).
Kookmin Bank saat ini tercatat sebagai peringkat 10 besar bank di Asia dengan total aset per 31 Desember 2019 senilai Rp4.675 triliun. Perusahaan ini akan memperkuat permodalan bank, mendukung likuiditas, dan pengembangan bisnis bank di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel