Neraca Dagang RI Mei 2020 Surplus US$2,09 Miliar, Ini Pandangan BI

Bisnis.com,16 Jun 2020, 09:18 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Neraca perdagangan Indonesia Mei 2020 mencatat surplus us$2,09 miliar setelah pada bulan sebelumnya defisit US$372,1 juta.

Berdasarkan komponen, surplus tersebut terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Mei 2020 mencatat surplus US$4,31 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat defisit US$2,68 miliar.

"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," katanya dalam siaran pers, Selasa (16/6/2020).

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.

Neraca perdagangan nonmigas Mei 2020 mencatat surplus sebesar US$2,10 miliar, berbalik dari capaian bulan sebelumnya yang defisit US$81,7 juta.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sejalan dengan permintaan domestik yang melemah akibat merebaknya dampak virus Corona (Covid-19). Penurunan impor nonmigas terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang.

Sementara itu, ekspor nonmigas menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang juga melambat.

"Meskipun beberapa komoditas seperti emas, serta besi dan baja membaik," jelasnya.

Adapun, neraca perdagangan migas pada Mei 2020 mencatat defisit sebesar US$5,4 juta, lebih rendah dari defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$290,4 juta.

Menurutnya, perbaikan defisit ini dipengaruhi penurunan impor migas sejalan dengan penurunan permintaan minyak mentah dan hasil minyak, dan peningkatan ekspor migas, terutama pertambangan gas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini