Bank Kurang Efisien, Rasio BOPO Perbankan Kuartal I/2020 Tertinggi Setahun Terakhir

Bisnis.com,16 Jun 2020, 13:57 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbankan di Indonesia mencapai titik tertinggi pada kuartal I/2020 selama pemantauan satu tahun terakhir.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) oleh Otoritas Jasa Keuangan, rasio BOPO pada kuartal I/2020 perbankan umum konvensional adalah sebesar 88,84 persen. Rinciannya, pendapatan operasional perbankan memang meningkat menjadi Rp361.830 miliar tetapi biaya operasional juga tidak kalah tinggi menjadi senilai Rp321.462 miliar.

Apabila dilihat pada bulan sebelumnya, rasio BOPO pada Februari 2020 hanya sebesar 83,62 persen, dengan rincian pendapatan operasional dan biaya operasional yang masing-masing sebesar Rp202.279 miliar dan Rp169.151 miliar.

Sementara itu, apabila dilihat pada periode sama tahun lalu, rasio BOPO pada kuartal I/2019 adalah sebesar 82,92 persen, dengan rincian pendapatan operasional dan biaya operasional yang masing-masing sebesar Rp288.626 miliar dan Rp239.339 miliar.

Berdasarkan bank umum kegiatan usaha (BUKU), rasio BOPO terbesar terjadi pada bank BUKU II yakni sebesar 94,13 persen pada kuartal I/2020. Kondisi tidak jauh berbeda terjadi pada bank kecil lainnya yakni bank BUKU I dan III yang masing-masing memiliki BOPO tinggi yakni sebesar 91,14 persen dan 91 persen.

Sementara itu kelompok BUKU IV merupakan yang paling efisien dengan rasio BOPO di bawah kelompok lainnya dan di bawah industri, yakni sebesar 85,37%. Meskipun demikian, rasio BOPO tersebut terpantau meningkat dalam dua bulan terkahir yakni dari posisi Januari 2020 dan Februari 2020 yang masing-masing hanya sebesar 78,25 persen dan 79,08 persen. Bahkan, rasio BOPO BUKU IV tercatat paling tinggi sepanjang satu tahun terakhir.

Direktur Keuangan Bank Mandiri Silvano Rumantir mengatakan perseroan berkomitmen menjaga BOPO seefisien mungkin meskipun saat ini dihadapkan dengan kebijakan restrukturisasi dan tekanan pendapatan serta kewajiban membentuk CKPN. Realisasi dipastikan akan mengalami koreksi, tetapi perseroan saat ini sedang berupaya melakukan penghematan.

Hingga kuartal I/2020, rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami peningkatan yang cenderung flat yakni naik 0,72 persen menjadi 68,83 persen.

"Tetapi kita komitmen untuk melakukan penghematan di semua pos yang bisa kita mulai, angkanya belum bisa kami sampaikan, tentunya kami dengan sadar mulai melakukan penghematan kami jaga BOPO seefisien mungkin," katanya, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini