Proyeksi Perekonomian Negatif, Pengusaha Minta Stimulus Ditambah  

Bisnis.com,17 Jun 2020, 10:56 WIB
Penulis: Rahmad Fauzan
(kiri-kanan) Pengacara Hotman Paris Hutapea bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengadakan diskusi publik soal Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu 14 Maret 2020./ Tempo - EKO WAHYUDI.

Bisnis.com, JAKARTA – Para pengusaha meminta pemerinta memperbesar jumlah stimulus ekonomi serta mempercepat proses implementasinya untuk memperbaiki tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diestimasikan anjlok pada kuartal II/2020.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan penambahan jumlah stimulus dan percepatan proses implementasi tersebut perlu dilakukan pemerintah untuk menahan laju gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) serta mengembalikan daya beli masyarakat.

"Pemerintah harus memperbesar stimulus dan mempercepat implentasinya, sehingga gelombang pekerja yang di rumahkan atau dikenakan PHK tidak naik secara cepat serta daya beli masyarakat bisa kembali secara perlahan," ujar Rosan kepada Bisnis, Selasa (16/6/2020).

Adapun, lanjut Rosan, Kadin sebelumnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2020 akan berada di level -3 persen hingga -5 persen.

Di kesempatan yang berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers bertajuk APBN Kita yang disiarkan secara daring di YouTube pada Selasa (16/6/2020) memperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga -3,1 perse pada kuartal II/2020.

Dia menjelaskan kontraksi tersebut dipicu oleh penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota di Indonesia pada kuartal II/2020.

Ke depannya, Sri Mulyani meyakini ekonomi Indonesia akan kembali membaik pada kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020.

Namun, menurutnya proyeksi ekonomi secara tahunan akan bergantung kepada realisasi pertumbuhan pada kuartal III/2020 yang harus lebih baik dibandingkan dengan kuartal II/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini