Bila PSBB Tak Dilonggarkan Sekarang, Skenario Terburuk Bisa Terjadi

Bisnis.com,17 Jun 2020, 17:51 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Dokumentasi - Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menegaskan pembukaan kembali aktivitas bisnis pada bulan ini dapat menghindarkan Indonesia dari kondisi terburuk krisis ekonomi.

Hal itu disampaikan dalam kuliah umum secara virtual pada hari ini, Rabu (17/6/2020). Dia mengatakan yang menyebabkan resesi justru pembatasan sosial atau PSBB.

"Reopening ini walaupun bertahap dan protokolnya ketat, kalau tidak dilakukan bulan Juni maka skenario kondisi terburuk akan mendekati kenyataan," ujarnya.

Nonaktifnya kegiatan perekonomian akibat Covid-19 di dalam negeri telah menimbulkan masalah pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu, diplomasi Indonesia harus bisa mendukung penciptaan lapangan kerja dan investasi.

"Untuk mencapai itu perlu berbagai langkah. Jangan dikontradiksikan upaya transisi menuju pembukaannya kembali aktivitas ekonomi," lanjutnya.

Setiap negara di masa Covid-19, ujarnya, beralih kepada kebijakan ekonomi yang nasionalistik atau memikirkan dirinya masing-masing. Di saat yang sama, sejumlah negara mengalami kesulitan dalam memenuhi rantai pasok, terutama untuk kebutuhan medis.

Pada kenyataannya, menurut dia Indonesia termasuk negara yang memiliki ketergantungan terhadap bahan baku dari negara lain.

"Dengan pendekatan bilateral dan nasional terutama untuk negara yang memiliki pasar domestik besar ini ingin lebih melihat kemandirian dan kepemilikan akses terhadap bahan baku dan integrasi industri yang lebih kuat," tuturnya.

Mahendra menegaskan, diplomasi Indonesia berfokus pada kepentingan nasional. Dalam hal ini terkait manufaktur, diplomasi mendorong penguatan industri manufaktur dengan melakukan investasi dan produksi di rantai pasok yang meningkatkan nilai tambah.

Sementara dalam kacamata politik, Indonesia menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif, artinya, tidak menjadi bagian kekuasaan manapun.

"Tentu kepentingan kita yang paling besar adalah terjadinya perdamaian dunia, terutama di kawasan kita. Salah satunya Laut China Selatan. Itu jelas prioritas kita, bagi kita tidak ada kompromi," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini