Bisnis.com, JAKARTA — PT Pegadaian (Persero) memproyeksikan perolehan laba minimal Rp2 triliun pada akhir 2020. Target tersebut lebih rendah dibandingkan perolehan laba tahun lalu seiring adanya hambatan akibat pandemi virus corona.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menjelaskan bahwa pihaknya optimistis akan membukukan laba pada akhir 2020, seiring masih positifnya kinerja perseroan. Hingga Mei 2020, Pegadaian telah membukukan laba Rp1,32 triliun.
Meskipun begitu, dia menjelaskan bahwa capaian laba tahun ini tidak akan sebesar 2019 yang mencapai Rp3,1 triliun. Pegadaian pun mengoreksi target pertumbuhan labanya pada tahun ini dari yang semula sebesar 10 persen–11 persen.
"Proyeksi sampai akhir tahun masih positif. Sejelek-jeleknya masih di atas Rp2 triliun. Sampai Mei [laba yang diperoleh Pegadaian telah mencapai] Rp1,3 triliun," ujar Kuswiyoto dalam pertemuan virtual dengan sejumlah Pemimpin Redaksi media, Rabu (17/6/2020).
Perusahaan pelat merah itu masih mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19, terlihat dari sejumlah indikator yang mengalami pertumbuhan hingga Mei 2020. Outstanding pinjaman Pegadaian hingga Mei 2020 mencapai Rp52,12 triliun, tumbuh 3,49 persen (year-to-date/ytd) dari Rp50,36 triliun pada Desember 2019.
Omset pinjaman perusahaan gadai dengan aset terbesar di Indonesia itu hingga Mei 2019 tercatat senilai Rp65,6 triliun. Selain itu, Pegadaian pun mencatatkan jumlah nasabah hingga 14,9 juta orang atau tumbuh 7,5 persen (ytd) dari akhir tahun lalu sebanyak 13,8 juta orang.
Total aset Pegadaian tercatat senilai Rp67,68 triliun pada Mei 2020 atau tumbuh 3,62 persen (ytd) dari Rp65,3 triliun pada penghujung 2019. Adapun, tingkat kredit macet (non performing loan/NPL) perseroan pada Mei 2020 tercatat sebesar 2,56 persen.
Sebelumnya, Direktur Jaringan, Operasi, dan Penjualan Pegadaian Damar Latri Setiawan menjelaskan bahwa pihaknya melakukan revisi target pendapatan pada tahun ini. Revisi tersebut dilakukan karena adanya dampak dari pandemi Covid-19 kepada bisnis perseroan.
Menurutnya, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan adanya kekhawatiran masyarakat untuk beraktivitas di luar ruang sangat memengaruhi bisnis gadai yang lekat dengan pertemuan tatap muka, baik saat melakukan gadai maupun lelang objek gadai. Meskipun begitu, dia menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan memengaruhi pelayanan dari Pegadaian.
"Tentunya ada [revisi target pendapatan]. Kami sedang membuat skenario stress test untuk semua kemungkinan," ujar Damar kepada Bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel