Bisnis.com, JAKARTA – Komitmen KB Kookmin Bank untuk menyuntikkan modal jumbo pada PT Bank Bukopin Tbk. menjadi angin segar bagi industri perbankan dalam negeri. Aksi tersebut sekaligus menunjukkan industri perbankan nasional masih sangat menarik bagi investor asing.
Piter Abdullah Redjalam, Direktur Riset CORE Indonesia, mengatakan bahwa banyaknya bank asing yang masuk ke Tanah Air akan menguntungkan industri perbankan nasional. Pasalnya, bisnis bank selalu membutuhkan tambahan modal untuk dapat terus bersaing.
Masuknya investor asing ke sejumlah bank di dalam negeri juga memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan. Hal itu tecermin dari beragam indikator kinerja perbankan nasional yang cukup baik saat ini.
“Bahkan dalam kondisi perbankan kita yang tidak efisien, bisa menawarkan keuntungan. Apalagi kemudian dikelola dengan baik dan lebih efisien, tentunya lebih menguntungkan lagi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (16/6/2020).
Dosen Perbanas Institute itu melanjutkan, sesuai dengan karakteristiknya, perbankan adalah bisnis yang padat modal. Dia mencontohkan, Bukopin saat ini membutuhkan tambahan modal karena persaingan yang makin ketat sesama bank, ataupun dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin).
Penambahan modal akan membantu bisnis Bukopin ke depan, seperti misalnya mengembangkan teknologi digital sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu sumber tambahan modal itu bisa berasal dari KB Kookmin Bank.
“Tambahan modal itu salah satunya dari Kookmin, tapi saya tidak mengatakan harus dari Kookmin, karena bisa dari manapun. Makanya OJK sangat mendorong terjadinya konsolidasi, karena bank ini karakteristiknya padat modal,” tambahnya.
Seperti diketahui, Kookmin menjadi calon kuat PSP Bukopin setelah menunjukkan komitmen dengan penyediaan money market line senilai US$200 juta, dan telah disetor sebagian ke Bank Bukopin.
Kookmin merupakan salah satu perusahaan di bawah KB Financial Group yang melayani sekitar 31,5 juta nasabah dan aktif mengembangkan aplikasi perbankan digital dan platform mobile Star Banking. Bank asal Negeri Gingseng ini tercatat memiliki aset sebesar KRW387,4 triliun, atau berada di atas kisaran Rp4.500 triliun.
Jika menjadi pemegang saham pengendali, Kookmin akan mengikuti langkah bank asal Korea lainnya yang lebih dahulu mencoba peruntunganya di Tanah Air, seperti KEB Hana Bank, Woori Bank Korea, dan Shinhan Bank.
Piter menuturkan, salah satu keunggulan Bukopin ialah penyaluran kredit kepada UMKM. Untuk itu, siapapun PSP Bank Bukopin harus mampu mengembalikan jati diri dan kejayaan Bukopin sebagai salah satu bank untuk UMKM.
“Kalau ini [kredit UMKM] bisa dikembangkan, Bukopin akan maju lagi, kembali ke era kejayaan Bukopin dulu,” imbuhnya.
Dari sisi kinerja, pada 3 bulan pertama 2020, laba bersih Bukopin tercatat Rp53,70 miliar, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp54,83 miliar. Pada periode itu juga Bukopin tercatat menyalurkan kredit sebanyak Rp71,2 triliun, dan Dana Pihak Ketiga senilai Rp77,89 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel