Ditopang Penguatan Saham Apple & Microsoft, Wall Street Lanjutkan Reli

Bisnis.com,18 Jun 2020, 00:55 WIB
Penulis: Rivki Maulana
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten teknologi memimpin penguatan bursa saham Amerika Serikat sehingga mengantarkan indeks saham ke jalur bullish empat hari berturut-turut. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19).

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (18/6/2020), Nasdaq Composite Index naik ke posisi tertinggi dalam satu pekan. Kenaikan dipimpin oleh saham Apple dan Microsoft.

Sementara itu, indeks S&P 500 naik lebih tinggi setelah berayun antara zona hijau dan zona merah di awal perdagangan. Pergerakan itu terjadi di tengah peningkatan infeksi virus di China, Iran, dan Brazil yang kemungkinan memerlukan kebijakan pembatasan baru.

Investment Strategy Office Glenmede Trust Michael Reynolds mengatakan volatilitas pasar saham mungkin akan terus terjadi hingga akhir tahun nanti.

"Kita berurusan dengan sesuatu yang tidak ekonomi. Jadi siapapun yang berpikir bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir, pasti sedang bercanda,"ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg.

Sementara itu, volume perdagangan saham di Wall Street lebih rendah 27 persen dibandingkan dengan rata-rata 30 hari. Bursa saham AS memang bergejolak dalam dua pekan terakhir. 

Setelah naik ke puncak tertinggi dalam 12 pekan pada 8 Juni 2020 lalu, indeks S&P 500 turun 7 persen selama tiga hari sebelum bangkit dalam tiga sesi berikutnya. Semakin panjang reli, semakin banyak saham S&P 500 yang berlawanan dengan pergerakan dolar AS.

Pelaku pasar meyakini pandemi tidak akan membuat pemerintah di banyak negara mundur terhadap rencana normalisasi kegiatan ekonomi. Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell bahkan mendesak Kongres AS untuk tidak mundur terlalu cepat dalam upaya meloloskan bantuan The Fed untuk sektor rumah tangga.

Global Macro Strategist Credit Agricole Xavier Chapard mengatakan pasar saham membentang antara situasi kesehatan akan mengancam beberapa negara di satu sisi. 

"Tapi di sisi lain ada data-data yang menunjukkan bahwa kita telah melewati titik terendah," ujarnya.

Berikut perkembangan pasar keuangan dunia

Saham

Mata Uang

Obligasi

Komoditas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rivki Maulana
Terkini