China Minta Perbankan Relakan Laba US$211 Miliar untuk Topang Perekonomian

Bisnis.com,18 Jun 2020, 08:51 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Presiden China Xi Jinping menuju ke Rumah Sakit (RS) Huoshenshan setelah tiba di Wuhan untuk melakukan kunjungan inspeksi, Selasa (10/3/2020). Wuhan merupakan kota di Provinsi Hubei yang menjadi pusat penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Foto: Antara dari Xinhua

Bisnis.com, JAKARTA – China mengandalkan bank-bank besar untuk membantu menopang ekonomi guna menghadapi resesi terburuk dalam empat dekade terakhir akibat pandemi virus Corona.

Seperti dilansir Bloomberg, pemerintah akan mendorong industri keuangan untuk merelakan potensi laba 1,5 triliun yuan (US$211 miliar) tahun ini dengan menawarkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah, pemotongan biaya, penundaan angsuran pembayaran pinjaman, dan memberikan lebih banyak pinjaman tanpa jaminan kepada usaha kecil

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Dewan Negara China pada Rabu (17/6/2020) selepas pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang. Regulator juga meminta bank untuk menjaga pertumbuhan laba di bawah 10 persen tahun ini.

Langkah langka menggarisbawahi kekhawatiran terhadap kecepatan pemulihan ekonomi China dari wabah virus Corona. Meskipun bank-bank China sudah memperkirakan kinerja yang lebih lemah tahun ini, persyaratan langsung untuk membatasi laba mereka masih mengejutkan dan dapat mengurangi minat investor di sektor ini.

Citigroup Inc memperkirakan pendapatan kotor dan pertumbuhan pendapatan bank-bank China turun ke nol pada tahun 2020 dari 5 persen pada kuartal pertama tahun ini. Emiten perbankan diperkirakan mencatat lebih baik dibandingkan dengan bank regional yang cenderung memproyeksikan pertumbuhan pendapatan negatif.

Sistem perbankan China senilai US$41 triliun berada di garis terdepan dalam menopang perusahaan-perusahaan yang dirugikan oleh wabah virus Corona dan dampak dari penyebaran globalnya.

Dalam kasus penurunan yang parah, UBS Group AG memperkirakan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 4,8 persen per tahun hingga 2021, industri perbankan menghadapi kemerosotan keuntungan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mencapai 39 persen tahun ini.

Tanpa langkah-langkah pemerintah, pendapatan perbankan diproyeksikan jatuh hingga 70 persen untuk menyerap kredit macet.

Data resmi menunjukkan kredit macet sejauh ini hanya naik tipis bahkan saat penutupan awal tahun ini memukul banyak debitur.

Perbankan yang dipimpin oleh Industrial & Commercial Bank of China Ltd. meningkatkan penyaluran pinjaman bisnis lebih dari dua kali lipat pada kuartal pertama, namun menerima permohonan penundaan pembayaran hingga 1,5 triliun yuan.

Dengan angka tersebut, rasio pinjaman bermasalah (non-performing loan/NPL) diperkirakan meningkat hanya 0,06 poin persentase menjadi 2,04 persen pada akhir Maret, sementara membukukan kenaikan pendapatan gabungan sebesar 5 persen menjadi 600 miliar yuan.

Namun, beberapa emiten perbankan termasuk China Merchants Bank Co dan Bank of Ningbo Co berhasil mencatat pertumbuhan hingga 10 persen. Saham keduanya telah turun sekitar 9 persen tahun ini, lebih rendah dari penurunan rata-rata bank-bank China yang mencapai 16 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini