Revisi Lagi! Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2020 Minus 3,8 Persen

Bisnis.com,19 Jun 2020, 11:17 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020). Dalam keterangannya untuk penanganan COVID-19, Pemerintah akan memberikan fasilitas pembebasan biaya impor untuk penelitian dan pengembangan pembuatan obat anti virus COVID-19 baik untuk Perguruan Tinggi maupun lembaga pemerintah dan lainnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan ketidakpastian di tengah tekanan Covid-19, Kementerian Keuangan kembali merevisi ke bawah proyeksi pertumbuha ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi hingga -3,8 persen pada kuartal II/2020.

Padahal, pada Selasa (16/6/2020), Sri Mulyani memaparkan proyeksi ekonomi pada kuartal II/2020 akan mengalami kontraksi -3,1 persen.

"Kuartal II, kita mengalami tekanan, kemungkinan dalam kondisi negatif, BKF [Badan Kebijakan Fiskal] bilang negatif 3,8 persen," tegasnya dalam paparan Townhall Meeting, Jumat (19/6/2020).

Dia memaparkan kondisi keuangan negara cukup sulit karena Covid-19 menambah belanja hingga hampir Rp700 triliun.

Kondisi ini diikuti oleh penerimaan yang turun. Menurutnya kondisi ekonomi keseluruhan tahun akan bergantung pada pemulihan di kuartal III dan kuartal IV.

Tahun ini, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai kisaran -0,4 persen - 1 persen. Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani menegaskan pihaknya menargetkan keseimbangan primer pada kisaran mendekati nol.

"Artinya APBN sudah mulai sehat sehingga memiliki defisit yang hanya 1,79 persen dengan keseimbangan primer mendekati nol," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini