Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan optimistis perbankan di Indonesia masih bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 karena didukung oleh permodalan yang kuat.
Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan dengan rasio kecukupan modal sebesar 22,13% pada April 2020 menjadi sinyal positif bagi perbankan untuk mendukung berbagai kebijakan dalam menghadapi Covid-19. Selain itu, liquidity coverage ratio (LCR) perbankan di Indonesia juga masih berada di angka 200% atau lebih tinggi dari tresshold yang sebesar 100%.
Menurutnya, dari sisi likuiditas, perbankan masih mampu menghadapi goncangan apabila nasabah meminta melakukan restrukturisasi.
"Tetapi kita tidak boleh lengah karena pergerakan dampak Covid dinamis, maka perbankan jangan lupa lakukan stress test," katanya dalam acara Webinar Perbankan, Kamis (18/6/2020).
Setidaknya ada empat langkah yang harus dilakukan perbankan dalam mendukung sektor-sektor usaha yang masih berpotensi melakukan kinerja positif.
Pertama, identifikasi. Perbankan harus melakukan analisis skenario dengan melakukan identifikasi dampak Covid-19 terhadap lingkuangn perbankan yakni sektor riil, pertumbuhan ekonomi, kinerja debitur, dan lain sebagainya. Kemudian, perbankan menyusun berbagai skenario dampak Covid-19 terhadap perekonomian dan efek rembetan pada kinerja perbankan.
Kedua, mitigasi risiko kredit dan kecukupan likuiditas. Perbankan harus memahami sekor ekonomi dan debitur terdampak beserta outstanding-nya. Perbankan juga harus mengaktifkan early warning system dan triggers. Kemudian menyusun skenario restrukturisasi dan upaya penyelamatan debitur.
Ketiga, perbankan melakukan pengukuran berupa stress test kecukupan modal dan likuiditas. Skenario analisis terhdap kebutuhan dan ketersedian modal terkait dengan peningkatan risiko kredit. Kemudian, perbankan melakukan identifikasi gap likuiditas dan uji berbagai strategi.
Terakhir, perbankan melakukan tindak lanjut optimalisasi pengelolaan portofolio. Perbankan harus melakukan identifikasi portofolio yang rentan terpengaruh dan terdampak. Perbankan juga harus melakukan optimalisasi alokasi modal dan ketersediaan likuiditas dab menerapkan berbagai skenario krisis.
"Saya harapkan bank terus identifikasi berbagai skenario dan analisis dampak Covid, stress test dan mitigasi risiko harus evaluasi dengan benar supaya tindak lanjut cepat dan bisa survive hadapi pandemi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel