Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) bakal gencar meningkatkan kinerja perseroan setelah penawaran umum terbatas efektif pada awal kuartal ketiga tahun ini.
Sebagai informasi, emiten berkode BBYB ini telah resmi mendapatkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dalam rangka rights issue tertanggal 18 Juni 2020.
Bank Yudha Bhakti melakukan rights issue dengan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.320.381.878 lembar saham dengan nominal Rp100 per saham atau setara 17,65 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan rights issue itu ditetapkan senilai Rp300 per saham. Dengan begitu, diharapkan perseroan akan mengantongi dana segar dari aksi korporasi tersebut sebanyak-banyaknya senilai Rp396,11 miliar.
Pencatatan rights issue di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan digelar pada 2 Juli. Periode perdagangan rights issue ini digelar pada 2-8 Juli dan periode penyertaan saham hasil pelaksanaan rights issue pada 6-10 Juli 2020.
Tidak ada pembeli siaga dalam rights issue ini. Namun, PT Akulaku Silvrr Indonesia selaku pemegang saham utama Bank Yudha Bhakti telah menyatakan kesanggupannya untuk mengeksekusi haknya untuk memiliki maksimum saham sebesar 24,99 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah hasil rights issue.
Sementara itu, PT Gozco Capital dan Asabri telah menyatakan untuk tidak melaksanakan haknya dalam rights issue tersebut. Keduanya dapat mengalihkan haknya dalam HMETD dengan mekanisme pasar melalui BEI. Apabila setelah alokasi ada HMETD yang tidak terserap pasar maka seluruh sisa tersebut akan dikembalikan ke dalam portepel.
Sekretaris Perusahaan Bank Yudha Bhakti Januar Arifin mengatakan dana bersih yang diperoleh dari hasil PUT III, akan digunakan seluruhnya untuk pengembangan usaha perseroan berupa penyaluran kredit dan kegiatan operasional perbankan lainnya.
Dia menyebutkan dengan penyuntikan dana segar tersebut, rasio kecukupan modal perseroan akan semakin baik, bahkan berada di atas 30 persen.
"Untuk kuartal I/2020 saja, rasio kecukupan modal kami bahkan sudah berada di 29,96 persen," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (21/6/2020).
Pada kuartal pertama tahun ini, kredit perseroan tercatat Rp3,72 triliun, turun tipis dari periode sama tahun lalu Rp3,89 triliun. Sementara itu, total dana masyarakat yang terhimpun mencapai Rp3,70 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode sama 2019 Rp3,92 triliun.
Adapun, rasio kredit usaha mikro kecil menengah perseroan mencapai 47,76 persen. Rasio non-performing loan (NPL) perseroan sudah berada di bawah 5 persen, lebih baik dari periode sama tahun lalu yang bahkan mencapai 16,73 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel