Bisnis.com, JAKARTA — Setelah siap membuka sembilan bidang usaha dalam masa normal baru, pemerintah tengah mengkaji perjanjian akses masuk dengan negara lain (travel bubble) sebagai usaha untuk memulihkan ekonomi.
Travel bubble merupakan pembukaan akses antar negara yang mampu mengendalikan pandemi virus corona untuk mengembalikan kondisi perekonomiannya. Membuka kerja sama perjalanan lintas negara dinilai sebagai salah satu cara ampuh karena mendukung mobilitas manusia.
Industri perjalanan dan pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi. Padahal, seperti disebutkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah tenaga kerja di sektor ini mencapai 13 juta orang pada 2019, dan menyumbang 5,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.