Konten Premium

Travel Bubble, Investasi, dan Tenaga Kerja

Bisnis.com,22 Jun 2020, 12:10 WIB
Penulis: Amanda Kusumawardhani & Annisa Margrit
Wisatawan asing tanpa menggunakan masker berjalan di Pantai Berawa, Badung, Bali, Jumat (19/6/2020). Pemerintah Provinsi Bali berencana menerapkan tiga tahapan implementasi protokol kesehatan menyambut normal baru mulai 9 Juli 2020, di mana sektor pariwisata baru akan dibuka pada tahapan terakhir./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA — Setelah siap membuka sembilan bidang usaha dalam masa normal baru, pemerintah tengah mengkaji perjanjian akses masuk dengan negara lain (travel bubble) sebagai usaha untuk memulihkan ekonomi.

Travel bubble merupakan pembukaan akses antar negara yang mampu mengendalikan pandemi virus corona untuk mengembalikan kondisi perekonomiannya. Membuka kerja sama perjalanan lintas negara dinilai sebagai salah satu cara ampuh karena mendukung mobilitas manusia.

Industri perjalanan dan pariwisata juga menjadi salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi. Padahal, seperti disebutkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), jumlah tenaga kerja di sektor ini mencapai 13 juta orang pada 2019, dan menyumbang 5,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  Konten Premium

Anda sedang membaca Konten Premium

Silakan daftar GRATIS atau LOGIN untuk melanjutkan membaca artikel ini.

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini