Restrukturisasi Polis Jadi Strategi Pialang Asuransi Pertahankan Produksi

Bisnis.com,23 Jun 2020, 15:35 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Pekerja berjaga di Kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Jakarta, Jumat (29/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Restrukturisasi program asuransi klien dinilai dapat menjadi salah satu strategi para pialang asuransi untuk menjaga produksi di tengah kondisi perekonomian yang tertekan seperti saat ini.

Ketua Umum Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (Apari) Bambang Suseno menjelaskan bahwa pandemi virus corona sangat berimbas kepada kinerja industri perasuransian, baik jiwa maupun kerugian. Hal itu pun turut memengaruhi produksi para pialang asuransi.

Berlakunya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di sejumlah wilayah menurutnya menjadi test case bagi para pelaku industri perasuransian yang menunjukkan bagaimana perubahan kinerja bisnis setelah penurunan cukup kentara terjadi saat pandemi mulai merebak.

"Adanya PSBB transisi di sebagian daerah ini menjadi test case apakah kebutuhan atau transaksi asuransi bisa berangsur pulih, atau masih memerlukan waktu lebih lama lagi untuk pulih," ujar Bambang kepada Bisnis, Selasa (23/6/2020).

Dia menjelaskan bahwa dalam kondisi saat ini, terdapat sejumlah langkah yang dapat dilakukan para pialang asuransi untuk menjaga kinerjanya. Efisiensi biaya operasional menjadi langkah wajib karena dapat meminimalisasi downline.

Selain itu, menurut Bambang, para pialang asuransi pun perlu melakukan sejumlah penyesuaian terkait produk atau polis. Hal tersebut di antaranya menyangkut cakupan manfaat yang akan diperoleh para nasabah.

"Pialang asuransi bisa merestrukturisasi program asuransi kliennya agar tetap buy-in, misalnya dengan strip down coverage-nya, relaksasi pembayaran premi, dan desain solusi atau produk yang sesuai kebutuhan klien," ujarnya.

Bambang pun menilai bahwa utilisasi digital penting untuk diperhatikan oleh para pialang. Utilisasi itu dapat mencakup desain produk asuransi maupun strategi pemasaran dari para pialang.

Langkah-langkah tersebut menurutnya bermuara pelayanan pialang kepada para nasabah, sehingga dalam kondisi sulit seperti saat ini pialang harus selalu membantu klien. Momentum ini bisa menjadi penentuan agar klien menjadi loyal kepada pialang melalui pelayanan yang maksimal.

"Pialang harus terus menjaga survival mode dalam operasional bisnis, untuk mengantisipasi tantangan di depan yang tetap akan terjadi," uajr Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini