Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis kartu kredit perbankan yang mengalami perlambatan dalam beberapa tahun terakhir dan semakin tertekan dengan adanya pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Bank Indonesia, per Maret 2020, volume transaksi kartu kredit tercatat turun 3,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 27,16 juta transaksi.
Di samping itu, pertumbuhan nilai transaksi kartu kredit tercatat turun lebih dalam, yaitu minus 14 persen yoy menjadi Rp24,15 triliun.
Padahal pada Desember 2019 lalu, volume dan nilai transaksi kartu kredit masing-masing masih tercatat tumbuh 6,80 persen yoy dan 8,60 persen yoy.
Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta mengatakan mengatakan pada masa pendemi transaksi kartu kredit secara umum mengalami penurunan.
Penurunan paling besar dikontribusi oleh sektor pariwisata dan turunannya karena memang aktivitas pariwisata terkendala karena wabah Covid-19.
Namun kata Steve, pada masa pandemi terjadi pergeseran transaksi. Penerapan pembatasan sosial dan bekerja dari rumah meningkatkan transaksi belanja online.
"Perkembangan kartu kredit secara umum 3 bulan terakhir untuk seluruhnya menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sampai Maret 2020 masih tumbuh 7 persen-8 persen, tetapi sampai Juni menurun banyak," katanya, Selasa (23/6/2020).
Steve menilai, tren penurunan kartu kredit tersebut tidak akan berlangsung lama. Dengan memasuki fase new normal dan ketika masyarakat sudah bisa berkegiatan normal, maka transaksi kartu kredit akan kembali meningkat.
"Prospek ke depan untuk kartu kredit masih bagus," jelas Steve.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan selama masa pandemi transaksi daring di e-commerce tercatat mengalami peningkatan.
"Dari sisi volume, pembayaran online untuk transaksi travel menurun, tapi tergantikan dengan e-commerce lain, seperti groceries dan barang elektronik," katanya.
Menurut Rico, pandemi ini juga membawa pergeseran cara bertransaksi masyarakat, dari cara konvensional atau tatap muka menjadi digital. Hal ini tercermin dari transaksi secara digital mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil survei AKKI dan Visa, dalam tiga bulan terakhir, penggunaan pembayaran nontunai di antara para pemegang kartu kredit tercatat lebih tinggi dari penggunaan uang tunai.
Menurut survei, selama tiga bulan terakhir, pemegang kartu kredit di Indonesia lebih sering menggunakan pembayaran digital atau sebesar 75 persen, diikuti oleh kartu debit atau kredit sebesar 62 persen, transfer bank 51 persen, dan uang tunai 49 persen.
Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan menyampaikan transaksi menggunakan kartu kredit memang mengalami penurunan pada masa pandemi. Salah satunya dikarenakan transaksi ticket size dari sektor pariwisata hilang selama pandemi.
"Transaksi kartu kredit terdampak. Kartu kredit juga terdampak untuk nasabah baru," katanya.
Justru, kata Lani, belanja daring melalui kartu kredit meningkat cukup banyak selama penerapan pembatasan sosial berlangsung. Kenaikan tercatat sebesar 35 persen.
Lani mengatakan, kenaikan transaksi belanja online tersebut disumbang, terutama oleh transaksi groceries.
Meski kenaikan belanja online mengalami peningkatan yang tinggi, Lani memperkirakan pertumbuhan transaksi kartu kredit masih akan tetap mengalami perlambatan tahun ini.
Mayoritas transaksi belanja online merupakan ticket size kecil. Sementara transaksi ticket size yang besar, seperti transaksi terkait pariwisata sama sekali tidak ada karena situasi pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel