Presiden Jokowi: Kita Sedang Hadapi Krisis Kesehatan dan Ekonomi

Bisnis.com,25 Jun 2020, 11:19 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Presiden Jokowi saat memberikan keterangan resmi melalui unggahan video di akun Sekretariat Presiden mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Kamis (7/5/2020)./Biro Pers Media Istana

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi krisis kesehatan sekaligus ekonomi. 

Presiden menyatakan bahwa kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia saja, tetapi juga dialami oleh 215 negara lainnya mengalami hal yang sama.

“Saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya agar memiliki perasaan yang sama bahwa kita ini sedang menghadapi sebuah krisis kesehatan sekaligus ekonomi. perasaannya harus sama, jangan sampai ada yang memiliki perasaan bahwa kita masih normal-normal saja,” kata Jokowi saat melakukan kunjungan kerja di Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). 

Jokowi juga mengingatkan bahwa wabah virus Corona ini menjadi masalah yang serius dan telah berdampak pada berbagai sektor, khususnya ekonomi.

“Sekali lagi, saya minta kita memiliki perasaan yang sama bahwa kita berada dalam posisi krisis kesehatan ditambah ekonomi. Sehingga kita mengajak masyarakat juga memiliki perasaan yang sama yaitu kita memiliki masalah Covid-19 ini,” ujarnya.

Untuk menekan kasus penularan Covid-19, Jokowi mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menghindari kerumunan. 

Selain menghadapi masalah Covid-19, pada kesempatan tersebut, Jokowi juga mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi masalah yang berkaitan dengan ekonomi. 

“Saya kemarin mendapat informasi bahwa krisis ekonomi global itu betul-betul nyata, ada benar dan semua merasakan,” ujar Jokowi. 

Berdasarkan laporan yang diterima Presiden, IMF memprediksi bahwa pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Amerika akan minus 8 persen, Jepang akan minus 5,8 persen, Inggris akan minus 10,2 persen, Prancis akan minus 12,5 persen, Italia akan minus 12,8 persen, Spanyol akan minus 12,8 persen, Jerman minus 7,5 persen.

“Artinya apa? demand akan terganggu, kalau terganggu maka supply akan terganggu dan produksinya juga akan terganggu. Ini yang harus diketahui bersama bahwa kita dalam proses mengendalikan Covid-19, tapi juga ada masalah lain yaitu urusan ekonomi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini