Ekonom: Pemulihan Australia Tergantung pada Kebijakan Fiskal

Bisnis.com,25 Jun 2020, 16:42 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Properti di Negeri Kanguru, Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah ekonom menilai pemerintah Australia lebih berperan penting dalam mendukung pemulihan ekonomi dibandingkan bank sentral.

Dalam webinar Bloomberg ‘Inside Track ’, kepala ekonom di St George Bank Besa Deda mengatakan saat ini ada pergeseran dalam diskusi kebijakan menuju pertanyaan apa lagi yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendukung kegiatan ekonomi.

“Pemerintah tidak dapat membiarkan program JobKeeper terbuka selamanya sehingga reformasi kebijakan perlu ditinjau secara lebih luas, mengingat kemungkinan dampak jangka panjang dari pandemi ini,” katanya, seperti dikutip Bloomberg.

Pemerintah akan memberikan pembaruan mengenai prospek ekonomi dan fiskal pada 23 Juli yang akan menetapkan rencananya program JobKeeper dan program fiskal lainnya. Anggota dewan bank sentral Ian Harper pekan lalu mendesak pemerintah untuk menerapkan pengaturan pengetatan dan memperingatkan pemotongan tajam akan merusak pemulihan dan berpotensi mendorong pengangguran lebih tinggi.

Kepala ekonom di IFM Investors Alex Joiner mengatakan bahwa meskipun kebijakan moneter diperlukan untuk tetap mendukung pemulihan, ada keterbatasan terhadap efektivitasnya.

"Saya pikir kebijakan Reserve Bank tidak dapat memperbaiki apa yang terjadi di pasar tenaga kerja atau membuat bisnis berinvestasi. Saya tidak berpikir mereka bisa melakukan itu sebelum, setelah, atau selama krisis," ungkap Joiner

Joiner mengatakan pemerintah perlu memunculkan ide-ide inovatif untuk mendorong perekonomian karena pembatasan perjalanan menghentikan pertumbuhan populasi, yang selama ini menjadi kontributor utama bagi kemakmuran Australia.

“Kami tidak akan melihat orang datang, membeli lebih banyak barang dan membeli perumahan serta akomodasi. Jadi kita perlu mencari sumber pertumbuhan lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini