Bisnis.com, JAKARTA - Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) diperkirakan masih akan tumbuh meski ada tekanan ekonomi dari pandemi virus corona tahun ini.
Hal tersebut disebabkan oleh kematangan teknologi informasi perbankan, kinerja usaha segmen mikro yang masih baik, serta dukungan pemerintah melalui penempatan dana.
Sebagai informasi, realisasi KUR per April 2020 mencapai Rp61,11 triliun atau 32,16 persen dari target Rp190 triliun. Realisasi ini naik dari Maret 2020 yang mencapai Rp54,03 triliun, atau 28,44 persen dari target.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan beberapa bank besar saat ini sudah mulai aktif menyasar segmen mikro sambil memperkuat basis teknologi informasi nya.
"Dengan basis teknologi informasi yang memadai tersebut, sekaligus bekerja sama dengan banyak pihak termasuk e-commerce, membuat potensi penyalurannya masih prospektif," katanya kepada Bisnis, Jumat (26/6/2020).
Trioksa berpendapat segmen mikro terdampak pandemi virus corona dan membutuhkan restrukturisasi. Namun, dia menyebutkan usaha debitur segmen ini masih berjalan baik sekaligus masih membutuhkan kredit modal kerja terjangkau untuk terus dapat melanjutkan usahanya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio kredit bermasalah usaha mikro kecil menengah per Maret 2020 berada pada 3,89 persen, sedangkan rasio kredit bermasalah rata-rata segmen mikro hanya 2,45 persen.
Di samping itu, dia melanjutkan perbankan khususnya bank pelat merah saat ini sudah mendapat persetujuan untuk penempatan dana pemerintah.
"Hal ini tentunya akan mendorong perbankan untuk dapat lebih aktif dalam menyalurkan kredit tanpa terlalu banyak khawatir terjadi pengetatan likuiditas," ucapnya.
Hanya saja, dia menyebutkan target penyaluran kredit tidak seharusnya dipenuhi pada tahun ini. Pasalnya kondisi ekonomi masih cukup tertekan akibat pandemi virus corona yang belum menunjukkan penurunan.
Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. tetap mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) hingga Mei 2020, yaitu senilai Rp47,9 triliun kepada 1,8 juta debitur.
Kredit bersubsidi yang disalurkan BRI per Mei 2020 ini tercatat naik senilai Rp4,7 triliun, dibandingkan dengan April 2020 yang tercatat senilai Rp43,20 triliun.
Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, KUR BRI per Mei 2020 tumbuh 8,01 persen secara tahunan dari Rp44,34 triliun per Mei 2019.
Vp Corporate Development and Strategic Division Eddy T. Wibowo mengatakan keringanan kredit tersebut diberikan kepada lebih dari 2,6 juta debitur.
Eddy menyampaikan, restrukturisasi ini merupakan bentuk dukungan BRI kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak Covid-19, di samping tetap ekspansi kredit ke segmen yang dianggap lebih tidak berisiko.
"Peran BRI terhadap UMKM di masa pandemi, kita tetap ekspansi di segmen yang dinilai lebih aman. Kami juga restrukturisasi, sampai saat ini sudah lebih dari 2,6 juta debitur dengan outstanding Rp160 triliun," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel