Bisnis.com, JAKARTA -- Laba gabungan bank umum syariah dan unit usaha syariah tercatat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum konvensional pada kuartal I/2020.
Berdasarkan statistik perbankan syariah (SPS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih perbankan syariah pada kuartal I/2020 tercatat senilai Rp2,18 triliun atau tumbuh 39,48 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY).
Sementara itu, laba bank umum konvensional pada kuartal I/2020 adalah senilai Rp42,83 triliun atau tumbuh 6,43 persen YoY.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan tinggi terjadi pada perbankan syariah karena masih dalam periode bertumbuh. Apabila dilihat secara nilai perolehan laba, besaranya masih terhitung kecil.
Hal ini kemudian yang membuat jika nominal laba mengalami peningkatan sedikit saja, pertumbuhannya akan terhitung tinggi secara presentase.
Menurutnya, data perolehan laba pada kuartal I/2020 tersebut pun belum bisa menggambarkan perbandingan kinerja perbankan syariah dan umum selama pandemi Covid-19. Apalagi, kontraksi ekonomi terjadi mulai pada kuartal II/2020, sehingga kesimpulannya baru akan terlihat setelah satu tahun berjalan berakhir.
"Itu kan baru triwulan 1, belum menggambarkan secara keseluruhan tahun 2020. Kontraksi ekonomi justru terjadinya pada kuartal II, III dan IV, itu yang akan lebih mempengaruhi kinerja perbankan termasuk perbankan syariah pada tahun 2020," katanya kepada Bisnis, Minggu (28/6/2020).
Piter menambahkan, menjadi anak usaha bank besar memang berdampak positif terhadap bank atau unit usaha syariah (UUS). Pasalnya, kondisi tersebut akan memberikan rasa percaya nasabah pada bank bersangkutan. Namun, kinerja positif bank dan UUS tetap ditentukan oleh manajemen bersangkutan.
Perbankan syariah pun masih memiliki peluang untuk tumbuh meskipun kinerjanya akan sangat dipengaruhi kondisi ke kuartal II, III, maupun IV.
"Optimisme bank dan UUS bank besar merupakan hasil dari manajemen yang berhati-hati, sehingga mampu menekan risiko meskipun terjadi wabah Covid-19," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel