Polemik Penanganan Covid-19 di Surabaya, Dinkes Pastikan Data Valid

Bisnis.com,30 Jun 2020, 13:43 WIB
Penulis: Peni Widarti
Petugas melintas di depan pintu masuk Ruang Isolasi Khusus (RIK) RSUD Dokter Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/1/2020)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, SURABAYA - Dinas Kesehatan Kota Surabaya memastikan selama ini selalu berkoordinasi dan aktif melakukan pengecekan ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan upaya tersebut dilakukan mengingat tidak semua rumah sakit melakukan entry data pasien dengan tepat waktu.

"Tidak semua rumah sakit entry data pasien, sehingga kami harus mendatangi rumah sakit itu setiap harinya, yang mana sering tidak entry data dan yang mana yang tidak tepat waktu melaporkan pasiennya,” Feny-sapaan Febria Rachmanita seperti dikutip dalam rilis, Selasa (30/6/2020).

Dia menjelaskan koordinasi selama ini memang terkadang tidak langsung dengan direksi rumah sakit, tapi biasanya dengan tim rekam mediknya, perawat atau dokter jaga yang sedang bertugas.

"Makanya, tidak benar jika ada tuduhan miring tentang tidak adanya koordinasi antara Dinkes dengan pihak rumah sakit. Kalau tidak koordinasi, pasti kami tidak punya data,” katanya.

Menurut Fenny, pihaknya harus tahu data pasien karena untuk kepentingan tracing yang dilakukannya setiap hari. Dengan masifnya tracing itu, maka penularan virus tersebut bisa segera dicegah.

“Kami juga punya data bahwa saat ini ada sebanyak 429 tempat tidur kosong di 50 rumah sakit di Surabaya, kami tahu karena kami keliling ke rumah sakit itu,” imbuhnya.

Diketahui, koordinasi antara Pemkot Surabaya dengan Gugus Tugas Pemprov Jatim dianggap tidak pernah sinkron. Bahkan menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, pihaknya malah kesulitan untuk berkoordinasi dengan RSUD Dr. Soetomo yang menyebut over kapasitas karena banyak pasien warga Surabaya yang dirawat.

Sementara Risma sendiri memastikan bisa menyediakan bed untuk pasien RSUD Dr. Soetomo jika memang sudah tidak bisa menampung, termasuk bersedia menerima klaim BPJS warganya yang dirawat di RSUD. Dr Soetomo jika administrasinya bermasalahnya.

Saat audiensi Risma dengan IDI pada 29 Juni 2020, diketahui ada dokter yang mengeluhkan penuhnya rumah sakit, bahkan tidak bisa memulangkan pasien karena tidak bisa melakukan klaim BPJS.

"Kalau memang tidak bisa diklaim ke BPJS, silahkan klaim kepada kami. Sejak awal saya sudah sampaikan itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini