Bisnis.com, JAKARTA -- Nasabah Bank Bukopin rela mengantre tengah malam untuk melakukan penarikan dana.
Berdasarkan pantauan Bisnis pada Selasa (30/6/2020) pada pukul 23.30 WIB, puluhan nasabah berkumpul di Kantor Pusat Bank Bukopin di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan.
Para nasabah tersebut mencoba untuk mendapat klarifikasi dan mendapatkan nomor antrean untuk penarikan uang dari petugas keamanan. Meski kondisi masih tergolong kondusif, malam itu tetap terlihat dua polisi berjaga di bagian belakang.
Ahmad, salah seorang nasabah yang ditemui Bisnis, mengatakan dia tidak memiliki niat untuk menarik semua dananya yang tersimpan di bank tersebut.
"Saya menunggu di sini hanya untuk mengambil uang untuk kebutuhan sehari-hari. Tabungan saya cuma di Bank Bukopin. Secara umum, saya masih sangat percaya kepada Bank Bukopin," katanya kepada Bisnis saat mengantre nomor tunggu penarikan di Kantor Pusat Bank Bukopin, Selasa (30/6/2020) malam.
Nasabah yang memiliki tabungan sekitar Rp100 juta ini megakui banyak mendengar berita negatif yang membuatnya resah terkait dengan keberlangsungan Bank Bukopin.
"Namun, itu bukan alasan untuk saya ambil uang semua. Saya intinya hanya butuh penjelasan manajemen langsung kepada saya," ujar Ahmad yang berprofesi sebagai pedagang ini.
Senada, Husdaryanto menuturkan masih sangat percaya kepada Bank Bukopin. "Selama ini uang saya cuma di Bank Bukopin, dari sejak kerja di Peruri. Saya masih sangat percaya kok sama Bank Bukopin," ujarnya.
Dia pun menyebutkan hanya akan mengambil uang untuk kebutuhan sehari-hari. Terbatasnya operasional ATM dan kantor cabang membuatnya tak memiliki uang tunai yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan harian.
"Kerja saya serabutan, punya anak dua. Ada tabungan lebih dari Rp50 juta di sini. Saya hanya mau ambil uang untuk kebutuhan dua minggu saja, tetapi itu pun tidak bisa," kata sambil memperlihatkan isi kantong yang hanya berisi uang logam.
Adapun, saat ini Bank Bukopin sedang memproses penyuntikan modal melalui rights issue atau Penawaran Umum Terbatas (PUT) V. OJK telah memberikan pernyataan efektif atas aksi korporasi tersebut pada Selasa (20/6/2020).
Dalam siaran persnya, manajemen emiten berkode saham BBKP ini mengungkapkan proses rights issue akan dilanjutkan dengan kesiapan kedua pemegang saham utama perseroan, yakni PT Bosowa Corporindo dan KB Kookmin Bank untuk melaksanakan haknya.
Keduanya sama-sama telah menyetor dana dalam rekening penampung. Hanya saja, Kookmin juga menyatakan kesiapan untuk menjadi pembeli siaga atas hak yang tidak ditebus oleh pemegang saham lainnya.
Jumlah saham yang akan diterbitkan mencapai 4,66 miliar atau 40 persen dari jumlah saham beredar saat ini. Dengan rasio itu, setiap pemegang 5 saham lama, berhak untuk menebus 2 saham baru. Harga pelaksanaannya adalah Rp180 per saham.
Dengan perannya sebagai pembeli siaga dalam PUT V ini, Kookmin dapat menjadi pemegang saham terbesar emiten berkode saham BBKP tersebut sampai dengan 37,6 persen apabila pemegang saham lainnya selain Bosowa tidak mengeksekusi haknya.
Berdasarkan informasi PM HMETD yang diterbitkan BBKP, perseroan berpotensi menyerap dana Rp839 miliar apabila pemegang saham mengeksekusi seluruh haknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel