Kredit Perbankan Berpeluang Tumbuh Positif hingga Akhir Tahun

Bisnis.com,01 Jul 2020, 18:14 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri perbankan masih memiliki peluang untuk tumbuh positif pada tahun ini pasca pembatasan sosial skala besar mulai dilonggarkan.

Kredit perbankan per Mei 2020 tumbuh melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni berada pada level 3,04 persen. Realisasi ini terendah sejak 1998 dengan pelemahan di seluruh jenis penggunaan.

Kredit di seluruh bank umum kegiatan usaha (BUKU) terpantau menurun, dengan perlambatan terutama terjadi di BUKU 3 dengan berada di level minus 0,75 persen, BUKU 1 sebesar 5,23 persen, BUKU 2 sebesar 5,43 persen, dan BUKU 4 sebesar 4,54 persen.

Seiring dengan mulai normalnya aktivitas ekonomi, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pun optimistis menggenjot kredit. BRI optimistis tumbuh di angka 4 persen sampai 5 persen, BNI sebesar 4 persen, dan Bank Mandiri 1 persen sampai 2 persen.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan adanya penempatan uang negara akan memaksa bank BUMN untuk lebih aktif menyalurkan kredit.

Himbara pun sudah mengatakan optimisme pertumbuhan kredit pada tahun ini yang telah memperhitungkan segala potensi yang ada.

"Saya kira teman-teman perbankan sudah bisa memperhitungkan potensi pertumbuhan kredit pasca dilonggarkannya pertumbuhan ekonomi," katanya kepada Bisnis, Rabu (1/7/2020).

Meskipun demikian, optimisme Himbara untuk melakukan ekspansi kredit juga harus diikuti dengan prinsip kehati-hatian. Perbankan pun dinilai akan mau menyalurkan kredit tanpa analisa kredit yang ketat.

Adanya lembaga penjaminan sekalipun tetap harus membuat bank hati-hati dalam menyalurkan kredit.

"Walaupun ada Jamkrindo, Askrindo, bank tetap harus berhati-hati dalam analisis kredit," katanya.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan permintaan kredit masih tetap bertumbuh di tengah transisi new normal. BRI pun optimistis bank Himbara nantinya dapat menyalurkan kredit ke masyarakat dengan leverage minimal tiga kali lipat dari penempatan uang negara yang senilai Rp30 triliun.

Bahkan, BRI tetap memproyeki kredit akan tumbuh positif pada tahun ini di kisaran 4 persen hingga 5 persen. Pertumbuhan kredit tersebut pun seiring dengan aktivitas ekonomi yang telah dibuka kembali dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Tumbuhkan kredit dibutuhkan demand, ada atau tidak, dibutuhkan aktivitas ekonomi, apabila aktivitas ekonomi dibuka kembali dan ikuti protokol kesehatan dan terukur, aktivitas ekonomi akan pulih dan menumbuhkan permintaan kredit," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini