Bisnis.com, JAKARTA — Penyebaran virus corona di Indonesia telah berlangsung selama empat bulan dengan jumlah kasus positif yang terus bertambah. Dalam kondisi ini, pentingkah kepemilikan asuransi?
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan bahwa pada dasarnya, asuransi jiwa diperlukan dalam setiap tahapan kehidupan manusia. Asuransi bisa memberikan keamanan finansial bagi setiap orang dalam berbagai kondisi.
Togar menjabarkan bahwa saat seorang anak lahir, memasuki usia sekolah, bekerja, berkeluarga, pensiun, hingga meninggal, terdapat asuransi yang bisa memberikan proteksi. Hal itu pun berlaku dalam kondisi darurat, seperti saat pandemi Covid-19 saat ini.
"Covid-19 ini luar biasa, enggak kelihatan tapi membuat susah seluruh dunia. Dalam kondisi ini, asuransi kesehatan akan lebih banyak dicari masyarakat, bahkan ada perusahaan asuransi jiwa yang menjual asuransi kesehatan khusus risiko Covid-19," ujar Togar dalam #NgobrolSantaiBisnisCom yang bertajuk "Pandemi Gini, Masih Penting Asuransi?" pada Kamis (2/7/2020).
Dia menjelaskan bahwa saat ini masyarakat dapat memilih polis asuransi yang berjenis tradisional atau unit-linked, sesuai dengan keperluan masing-masing. Asuransi tradisional hanya memberikan proteksi, sedangkan di unit-linked, nasabah mendapatkan proteksi dan sebagian preminya diinvestasikan.
Togar menilai bahwa kedua jenis asuransi itu akan menjadi produk yang tepat sesuai kondisi dan tujuan nasabah dalam berasuransi. Jika nasabah itu hanya menginginkan proteksi, maka dia bisa memilih asuransi tradisional.
Lain halnya jika nasabah tersebut menginginkan adanya penambahan nilai dari preminya, maka dia bia memilih produk unit-linked. Namun, menurut Togar, nasabah harus mempelajari dulu seperti bagaimana produk unit-linked agar memahami konsepnya.
"Kalau calon nasabah mengerti dan memahami cara berinvestasi, bisa terpisah, dia punya asuransi dan instrumen investasi lainnya. Namun, kalau dia tidak mengerti cara berinvestasi, sebaiknya membeli unit-linked karena yang mengelola investasinya itu orang yang mengerti," ujar Togar.
Dia menjelaskan bahwa kedua jenis produk itu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, penting bagi nasabah untuk memahami kebutuhannya sehingga dapat dipenuhi oleh produk asuransi yang tepat.
Togar pun menjelaskan bahwa sebaiknya, masyarakat mulai memiliki asuransi saat masih berusia muda. Usia dan kondisi kesehatan menjadi salah satu faktor yang menentukan besaran premi, sehingga jika berasuransi sejak muda, premi yang dikenakan akan menjadi lebih murah.
"Kalau baru punya penghasilan, begitu mulai bekerja, sebaiknya beli asuransi. Investasi ada macam-macam, tapi saya sarankan untuk memiliki asuransi jiwa terlebih dahulu," ujar Togar.
Dia menyarankan masyarakat untuk mengalokasikan pendapatannya untuk asuransi. Salah satu rumus yang lazim diterapkan adalah dari 100 persen penghasilan, 20 persen di antaranya dialokasikan untuk investasi dan 10 persen di antaranya digunakan untuk tabungan dana darurat.
Dana untuk asuransi dapat diambil dari alokasi investasi sebanyak 20 persen. Selain itu, masyarakat pun bisa mengurangi pengeluaran untuk konsumsi sebesar 70 persen dan mengalokasikannya ke asuransi, sebagai bentuk proteksi dari berbagai risiko yang bisa mengganggu keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel