Negara-Negara Barat Berlomba Terima Warga Hong Kong

Bisnis.com,03 Jul 2020, 14:29 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Upacara memperingati 23 tahun kembalinya Hong Kong ke pemerintahan China pada 1 Juli 2020/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara Barat bergerak untuk menawarkan perlindungan jutaan warga Hong Kong.

Tawaran itu muncul setelah Beijing mengeluarkan undang-undang keamanan yang dirancang untuk meredam gerakan aksi protes.

Inggris memimpin negara sekutunya dalam menawarkan hampir setengah dari 7,5 juta warga Hong Kong untuk mendapatkan kewarganegaraan.

Sedangkan Australia, Kanada, Selandia Baru dan Amerika Serikat menawarkan beberapa bentuk suaka.

Dalam satu pernyataan langsung ke China, anggota yang disebut aliansi Five Eyes itu menyebut tindakan itu sebagai gerakan moral.

Mereka menyebut upaya itu untuk membantu warga Hong Kong lolos dari cengkeraman negara otoriter.

Berbicara di parlemen, Menlu Inggris Dominic Raab mengatakan Inggris memiliki tugas merawat penduduk sebuah koloni yang diserahkannya kembali ke China pada tahun 1997.

Raab mengatakan negara itu akan mengizinkan siapa pun dengan status khusus kewarganegaraan nasional Inggris di luar negeri (BNO) beserta keluarga mereka, untuk datang ke Inggris dan akhirnya menerima kewarganegaraan. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 3 juta penduduk Hong Kong.

Di AS, sekelompok senator lintas partai terkemuka minggu ini mengusulkan undang-undang yang memberi sejumlah besar pengunjuk rasa Hong Kong mendapat fasilitas jalur cepat ke status pengungsi.

Australia mengisyaratkan tawaran tempat berlindung yang aman yang akan dibuat dalam beberapa hari mendatang.

Kanada diam-diam muncul dalam beberapa bulan terakhir sebagai tempat perlindungan potensial dengan sedikitnya 50 warga Hong Kong yang telah mengajukan permohonan suaka menurut aktivis setempat.

Menjelang penyerahan Hong Kong ke China pada 1997, ratusan ribu warga meninggalkan kota tersebut. Mereka terutama bergabung dengan komunitas-komunitas Kanton terbesar di Australia, Kanada dan AS. Tetapi banyak juga yang kembali pada tahun-tahun berikutnya.

Kali ini tawaran Inggris adalah yang paling komprehensif. Status BNO terbuka untuk siapa saja yang lahir sebelum penyerahan Hong Kong tahun 1997 ke China.

Saat ini ada sekitar 300.000 pemegang paspor BNO, tetapi sekitar 2,7 juta warga Hong Kong memenuhi syarat untuk mendaftar dan telah banyak mengajukan permohonan baru.

"Saya akan berangkat sesegera mungkin untuk memulai kehidupan baru di Inggris menggunakan skema itu," kata Asuka seperti dikuttip ChannelNewsAsia.com, Jumat (3/7/2020).

Law mengatakan bahwa dia "sangat berterima kasih" kepada Inggris dan diperkirakan akan pergi pada musim gugur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini