Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BNI Syariah mengatakan saat ini perseroan masih berfokus untuk mencapai target yang diharapkan pemegang saham di tengah rencana merger perbankan syariah yang akan dilakukan Kementerian BUMN.
Adapun realisasi aset BNI Syariah hingga Juni 2020 mencapai Rp50,858 triliun atau naik 19,69% dibandingkan periode sama tahun lalu. Hingga Juni 2020, BNI Syariah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp43,643 triliun atau tumbuh 20,15% secara year-on-year (yoy) dan penyaluran pembiyaan senilai Rp31,321 triliun atau turun 1,08% (yoy).
Pemimpin Divisi Kesekretariatan dan Komunikasi Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno meyakini Kementerian BUMN sudah mempersiapkan rencana merger tersebut dengan baik. Hanya saja, soal persiapan perseroan, BNI Syariah enggan menjelaskan lebih lanjut karena dinilai berada di ranah Kementerian BUMN.
Begitu juga dengan target merger pada Februari 2021 tetap didukung oleh BNI Syariah sebagai bentuk dukungan atas arahan pemegang saham dan mewujudkan kebaikan stakeholder.
"Kami percaya kementerian sudah mempersiapkan segalanya dengan baik. Kami lebih fokus kepada kinerja yang ditargetkan pemegang saham," katanya kepada Bisnis, Jumat (3/7/2020).
Menurutnya, sebagai anak perusahaan merah putih, BNI Syariah menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah melalui pemegang saham. Di tengah rencana merger ini, BNI Syariah akan tetap fokus memberikan yang terbaik bagi semua nasabah dan stakeholder.
"Kami ikut arahan yang menjadi program pemerintah untuk memperkuat BUMN demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Indonesia," katanya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku sedang menyiapkan rencana merger bank syariah milik BUMN. Penggabungan usaha ini diperkirakan dapat rampung pada Februari 2021.
Upaya merger bank syariah BUMN tersebut dilakukan mendorong pengembangan pasar keuangan syariah. Pasalnya, pasar syariah juga memiliki prospek kebutuhan yang cukup besar di Indonesia
Menurutnya, kehadiran bank syariah milik BUMN dengan kapasitas besar juga akan memperluas pilihan pendanaan sektor riil yang selama ini masih bergantung kepada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
“Kami sedang mengkaji bank-bank syariah ini jadi satu, Insya Allah Februari tahun depan jadi satu, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan sebagainya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel