Afrika Selatan Catat 10.853 Kasus Covid-19, Ekonomi Terburuk 90 Tahun

Bisnis.com,05 Jul 2020, 14:05 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Perawat bertugas di kendaraan pengujian virus Covid-19 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 21 April 2020./Antara/Xinhua

Bisnis.com, JAKARTA – Secara mengejutakan Afrika Selatan melaporkan lebih dari 10.000 kasus infeksi virus corona Covid-19 sekaligus sebagai lonjakan harian tertinggi bagi negara itu.

Penghitungan harian yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan menunjukkan terdapat 10.853 kasus Covid-19 baru yang dikonfirmasi hingga Sabtu (5/7/2020).

Secara akumulaitif angka itu menjadi 187.977 kasus sejak pertama kali virus tersebut sampai di negara itu pada Maret lalu, sedangkan korban tewas tercatat 3.026 orang setelah 74 orang meninggal selama 24 jam terakhir.

Otoritas kesehatan memperkirakan lonjakan dalam kasus terjadi setelah secara bertahap negara itu melonggarkan penguncian ketat yang diberlakukan mulai 27 Maret 2020.

Ekonomi negara itu diproyeksikan menyusut lebih dari 7 persen pada 2020 akibat pandemi virus corona. Itu merupakan kemerosotan terburuk dalam 90 tahun dan pemerintah terus berjuang untuk mencapai keseimbangan antara menyelamatkan nyawa dan ekonomi.

"Apa yang telah kami usahakan adalah menyeimbangkan antara nyawa rakyat kami dan juga melestarikan mata pencaharian mereka dan hal itu adalah keseimbangan yang rapuh," kata Presiden Cyril Ramaphosa seperti dikutip ChannelNewsAsia.com pada Minggu (5/7/2020).

Pada 15 Juni lalu 98 guru dan 1.800 murid dilaporkan terinfeksi Covid-19 di sekolah Provinsi Western Cape, menurut Menteri Pendidikan Western Cape Debbie Schafer. Padahal sebelumnya Schafer mengungkapkan pembukaan sekolah tidak menyebabkan lonjakan kasus.

Dia menambahkan bahwa 1.537 murid telah terinfeksi virus ketika sekolah ditutup. Pada saat itu jumlah kasus Covid-19 di negara tersebut naik menjadi 70.038, dengan 1.480 korban meninggal. Sementara itu, lebih dari 38.500 pasien lainnya dinyatakan sembuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini