Permintaan Kredit Motor Bekas Bakal 'Lebih Hidup' Pascapandemi, FIF Racik Strategi

Bisnis.com,06 Jul 2020, 19:42 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Pekerja beraktifitas di dekat logo FIF Group, Jakarta, Sabtu (29/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Masa pemulihan atau 'new normal' selepas pandemi Covid-19 berpotensi menumbuhkan lagi permintaan kredit motor, terutama pertumbuhan di pangsa motor bekas.

Pasalnya, data statistik industri pembiayaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2020 yang notabene berada dalam masa puncak pandemi Covid-19 di Indonesia, pangsa pembiayaan motor bekas masih mencatatkan pertumbuhan positif walaupun tipis.

Pembiayaan sepeda motor bekas pada April 2020 mencapai Rp23,23 triliun, naik secara bulanan 3,97 persen (month-to-month/mtm) dari Maret 2020 yang berada di angka Rp22,35 triliun, serta naik 14,5 persen (year-to-year/yoy) dari posisi April 2019 yang senilai Rp20,28 triliun.

Sementara itu, pembiayaan kendaraan roda dua baru yang sebesar Rp80,51 triliun pada April 2020, tercatat turun 4,04 persen (mtm) dari angka Rp83,9 triliun, namun naik tipis 1,82 persen (yoy) dari Rp79,07 triliun posisi April 2019.

Presiden Direktur PT Federal International Finance (FIF Group) Margono Tanuwijaya mengonfirmasi bahwa keadaan ini juga dialami FIF yang nilai pelepasan kreditnya anjlok pada April 2020. 

"Jadi total pembiayaan FIF di bulan April itu hampir Rp2 triliun. Sedangkan di bulan Maret 2020 masih mencapai Rp3,4 triliun," jelasnya kepada Bisnis, Senin (6/7/2020).
Dia menuturkan, pada masa normal, dalam perhitungan kasar pembiayaan total kendaraan motor baru dan bekas dari FIF berkisar Rp3 triliun per bulan. Namun, perkembangan pandemi Covid-19 yang masih belum mereda hingga saat ini membuat sejumlah kota besar masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  sehingga pada Mei 2020 FIF hanya melepaskan kredit kendaraan roda dua di kisaran Rp1,7 triliun saja. 

"Jadi pembiayaan sepeda motor bekas bulan April turun 35 persen dibandingkan bulan Maret. Kalau motor baru lebih parah. Pada bulan April 2020, pembiayaan motor baru kita turun 45 persen," tambahnya. 

Alhasil, walaupun kinerja perseroan tumbuh sebesar 12,5 persen pada periode Januari-Maret 2020, kinerja Januari-Mei 2020 anjlok hingga 15,5 persen.

Namun demikian, Margono optimistis permintaan kredit motor bakal tumbuh seiring meredanya pandemi Covid-19 dan digelarnya pelonggaran dari berbagai pembatasan sosial.

Oleh sebab itu, pihaknya menyiapkan strategi. Dia memperkirakan pangsa sepeda motor bekas yang bakal lebih hidup dan tetap tumbuh, meskipun risikonya untuk pembiayaan lebih besar karena memiliki keterkaitan dengan objek agunan.

"Strategi FIF saat ini Akan lebih selektif dalam memberikan pembiayaan, serta lebih efektif lagi di dalam melakukan aktivitas marketing dan sales, dengan mengembangkan proses administrasi kredit dengan prosesnya lewat digital," jelasnya.

Seperti diketahui, pengetatan syarat pengajuan kredit ini merupakan antisipasi risiko kredit macet di tengah masa transisi menuju normal baru selepas Covid-19. 

Beberapa langkah pengetatan lain yang telah dilakukan, di antaranya menerapkan strategi uang muka lebih tinggi, penyertaan slip gaji, untuk pelaku usaha menyatakan bisnis masih berjalan, serta mempertimbangkan penyaluran kredit di wilayah aman dari penyebaran Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini